____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Kamis, 09 Desember 2010

Kenapa enggan berjilbab?

Assalamu’alaikum . Berbagai alasan sering dikemukakan oleh
para wanita yang masih enggan berjilbab.
Coba perhatikan beberapa alasan mereka: Pertama: Yang penting hatinya dulu yang
dihijabi. Alasan, semacam ini sama saja dengan
alasan orang yang malas shalat lantas
mengatakan, “Yang penting kan hatinya. ” Inilah alasan orang yang punya
pemahaman bahwa yang lebih
dipentingkan adalah amalan hati, tidak
mengapa seseorang tidak memiliki amalan
badan sama sekali. Inilah pemahaman
aliran sesat “Murji’ah” dan sebelumnya adalah “Jahmiyah ”. Ini pemahaman keliru, karena pemahaman yang benar sesuai
dengan pemahaman Ahlus Sunnah wal
Jama ’ah, “Din dan Islam itu adalah perkataan dan amalan, yaitu perkataan
hati, perkataan lisan, amalan hati, amalan
lisan dan amalan anggota badan.” Imam Asy Syaafi ’i rahimahullah menyatakan, “Iman itu adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dengan
ketaatan dan berkurang dengan maksiat.” Jadi tidak cukup iman itu dengan hati,
namun harus dibuktikan pula dengan
amalan. Kedua: Bagaimana jika berjilbab namun
masih menggunjing. Alasan seperti ini pun sering dikemukakan.
Perlu diketahui, dosa menggunjing
(ghibah) itu adalah dosa tersendiri.
Sebagaimana seseorang yang rajin shalat
malam, boleh jadi dia pun punya
kebiasaan mencuri. Itu bisa jadi. Sebagaimana ada kyai pun yang suka
menipu. Ini pun nyata terjadi. Namun tidak semua yang berjilbab punya
sifat semacam itu. Lantas kenapa ini jadi
alasan untuk enggan berjilbab? Perlu juga
diingat bahwa perilaku individu tidak bisa
menilai jeleknya orang yang berjilbab
secara umum. Bahkan banyak wanita yang berjilbab dan akhlaqnya sungguh
mulia. Jadi jadi kewajiban orang yang
hendak berjilbab untuk tidak
menggunjing. Ketiga: Belum siap mengenakan jilbab. Kalau tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa
tahun depan? Apa dua tahun lagi? Apa
nanti jika sudah pipi keriput dan rambut
beruban? Setan dan nafsu jelek biasa
memberikan was-was semacam ini,
supaya seseorang menunda-nunda amalan kebaikan. Ingatlah kita belum tentu tahu jika besok
shubuh kita masih diberi kehidupan. Dan
tidak ada seorang pun yang tahu bahwa
satu jam lagi, ia masih menghirup nafas.
Oleh karena itu, tidak pantas seseorang
menunda-nunda amalan. “Oh nanti saja, nanti saja”. Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma memberi nasehat yang amat bagus,
“Jika engkau berada di waktu sore, janganlah menunggu-nunggu waktu pagi.
Jika engkau berada di waktu pagi,
janganlah menunggu-nunggu waktu sore.
Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum
datang masa sakitmu. Manfaatkan pula
masa hidupmu sebelum datang kematianmu” (HR. Bukhari no. 6416). Nasehat ini amat bagus bagi kita agar
tidak menunda-nunda amalan dan tidak
panjang angan-angan. Wa’alaikum salam Moga bermanfaat khususnya buat ukty
Fillah .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar