____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Rabu, 08 Desember 2010

syarat diterimanya amal

Saudaraku,
Seperti kita ketahui, syarat diterimanya
amal ibadah seorang hamba adalah:
Pertama, Ikhlas dan niat Lillah yang
merupakan syarat bathin..
“Sesungguhnya setiap amal ibadah itu tergantung niatnya …”(HR. Bukhari wa Muslim)
Kedua, ‘Ittiba Rosulullah saw yang merupakan syarat lahiriyah..
“Barangsiapa yang beramal yang tidak di syariatkan, amal itu ditolak. ”(HR. Muslim) Allah telah berfirman,
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas
berserah diri kepada Allah, sedang dia
mengerjakan kebaikan, dan mengikuti
agam Ibrahim yang lulus ? Dan Allah
telah memilih Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya. ”(An Nisa’:125) Saudaraku..
itulah dua buah syarat diterimanya amal
Ibadah.., artinya, dua-duanya harus ada,
yaitu niat ikhlas Lillah DAN ‘Ittiba Rosulullah saw.
Hal ini artinya jika kita beramal Ibadah
walaupun sesuai tuntunan Rosulullah saw
tetapi jika tidak diikuti niat ikhlas semata
mengharap keridhoan Allah, maka
sungguh sia-sialah amal ibadah kita. Begitu juga walapun ketika kita beramal
niat ikhlas semata-mata karena Allah
tetapi tidak sesuai tuntunan Rosulullah
saw, maka tiada gunalah amal kita itu..
Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.. Saudaraku..
Mari kita merenung sejenak, sudah
ikhlaskah kita dalam beramal? Dalam
sholat kita? Sedekah kita ?ato dalam
amal2 kita yang lain ? Seorang salafushaleh menggambarkan
tanda-tanda seorang hamba yang ikhlas
dalam beramal sebagai berikut : Pertama,
Bila kita takut akan popularitas.
Ya, jika kita mampu untuk tidak dikenal
orang lain, maka mari kita lakukan.
Karena sungguh, kemuliaan itu hanya di
sisi Allah. Tapi, hal ini bukan berarti kita harus menjauh dari masyarakat. Karena
pada hakekatnya kita adalah seorang da ’i yang selalu ‘berkorban’ dengan pengorbanan terbaik untuk menegakkan
Al-Islam. Kedua,
Mengakui, bahwa kita banyak sekali
kekurangan, tidak ujub dan juga takabur.
Apa yang akan kita sombongkan
dihadapan Allah ? sedangkan betapa
banyak dosa2 yamg telah kita lakukan. Oleh karena itu, orang yang ikhlas, dia
sering menangis dalam sujud dan
kesendiriannya karena sangat cemas amal
ibadahnya selama ini tidak diterima Allah
swt. Ketiga
Bila dia menyembunyikan amal.
Orang yang ikhlas, ibarat pohon, dia lebih
memilih sebagai akar, walau tidak
kelihatan, tapi menopang seluruh pohon.
Subhanallah.. Keempat..
Ketika dia tidak masalah ditempatkan
sebagai seorang pemimpin atau bawahan.
Itulah yang ditunjukkan sang Panglima
perang, Kholid bin Walid ra. Ketika beliau
diminta turun pangkat dari seorang panglima menjadi prajurit, saat beberapa
sahabat mempertanyakan hal itu, beliau
ra dengan tegas menjawab, “Aku berjuang tidak untuk Umar, tapi Allah swt. ” Allahu Akbar ! Kelima,
Mengutamakan keridhoan Allah swt
Saudaraku, sudah betapa banyaknya
orang2 yang terpenjara dengan penguasa.
Mereka lebih memilih taat pada pimpinan
daripada kepada Allah karena takut dipecat atau dihukum. Tidakkah mereka
tahu bahwa hukuman dari Allah itu jauh
lebih dasyat. Keenam,
Sabar dalam panjangnya perjalanan yang
penuh ujian.
Saudaraku, saat panjang danterjalnya
jalan yang diridhoi Allah ini, hendaklah
kita ingat perjuangan Nabi Nuh as, yang berdakwah selama 950 tahun tapi hanya
beberapa ummatnya yang taat,
selebihnya mereka semua membangkang.
Yakinlah, tribulasi dalam dakwah adalah
sunnatullah. Ketujuh
Bergembira saat saudara kita yang lain
memiliki kelebihan yang jauh lebih baik
dari kita.. Saudaraku,
Semoga kita menjadi hamba-hambaNya
yang selalu meluruskan niak Ikhlas
semata-mata hanya mengharap ridho
Allah.. Dan, Semoga dalam setiap jari ini
mengetik, berbuah kata, kalimat, serta
artikel sederhana, tidak hanya menambah
wawasan tetapi juga ketaqwaan kita
pada-Nya. Alhaqqu mirrobbika falaa takumminal
mumtariin (kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk
orang2 yang ragu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar