____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Kamis, 09 Desember 2010

Kisah Nabi Zakaria as

** Kisah Nabi Zakariya as ** Ketenangan menyelubungi segala sesuatu,
hingga hembusan angin sepoi musim semi
juga terdengar. Cahaya redup sebuah
lampu yang lemah menerangi kegelapan.
Keredupannya lembut menenangkan jiwa.
Tempat itu memiliki kemuliaan, wibawa, dan kesucian di dalam hati. Tempat itu
adalah MIHRAB seorang Nabi tukang kayu
bernama ZAKARIYA alaihissalam. Di tengah cahaya redup itu tampak
bayangan seorang wanita yang sedang
beribadah, sujud, dan ruku’ kepada Tuhan-Nya. Seolah-olah cahaya dalam
mihrab itu berasal darinya. Seandainya
khusyu ’ itu adalah seorang manusia, maka dialah si khusyu ’ itu. Dialah MARYAM putra Imran, seorang wanita yang dia
memeliharanya pada hari di mana pena-
pena ditinggikan dengan perintah dari
Allah azza wa jalla. Terdengar langkah-langkah renta lelaki
tua berjalan perlahan-lahan ke mihrab itu.
Zakariya terkejut karena di mihrabnya
telah tersaji buah-buahan dan makanan
lezat. Ia heran dan berkata kepada
Maryam, “Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” (QS. Ali Imran (3): 37) Maryam menjawab, “Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki
kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa
hisab”. (QS. Ali Imran (3): 37) Zakariya yang renta termakan usia telah
kering air maninya. Istrinya juga sudah
tua dan mandul. Namun keberadaan
makanan di mihrab itu membangkitkan
harapannya. Ia masuk ke dalam
mihrabnya dan diapun sujud dengan khusyu ’ sambil memohon kepada Tuhannya dengan pengharapan yang
teramat sangat,
“Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku!” Seolah-olah dia menghampiri Tuhannya,
dengan suara lembut penuh ketundukan
ia mengadu kepada Tuhannya,
bermunajat dengan rasa malu karena
meminta kebutuhan duniawi kepada-Nya. Ia berkata pelan, “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah ditumbuhi uban. Dan aku
belum pernah kecewa dalam berdo ’a kepada Engkau. Dan sesungguhnya aku
khawatir terhadap mawaliku
sepeninggalku, sedang istriku mandul.
Maka anugerahkanlah aku dari Engkau
seorang putera yang akan mewarisi aku
dan mewarisi sebagian keluarga Ya ’qub, dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang
yang diridhai ” (QS. Maryam (19): 3-6) Lalu ia memperkuat permohonannya
dengan berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar
Do’a” (QS. Ali Imran (3): 38) Zakariya tersungkur dalam khusyu ’nya di mihrab itu. Ia menangis ditemani cahaya
redup menenangkan jiwa. Lalu datanglah
malaikat yang mulia (Jibril)
menyampaikan firman Allah kepadanya
dengan suara yang lembut. Malikat itu
berkata, “Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan
(beroleh) seorang anak yang namanya
YAHYA, yang sebelumnya Kami belum
pernah menciptakan orang yang serupa
dengan dia” (QS. Maryam (19): 7) Malaikat memanggil Zakariya yang tengah
berdiri shalat di mihrabnya,
“Sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepada kamu dengan kelahiran
(seorang puteramu) Yahya, yang
membenarkan kalimat (yang datang) dari
Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari
hawa nafsu) dan seorang Nabi yang
termasuk keturunan orang-orang shaleh” (QS. Ali Imran (3): 39) Zakariyya terkejut, dan sangat gembira
dan senang. Namun ia bertanya heran:
“Bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku mandul dan aku (sendiri)
sesungguhnya sudah mencapai umur yang
sudah tua” (QS. Maryam (19): 8 – juga didalam QS. Ali Imran (3): 40) . Malaikat menjawab kepada Zakariya,
“Demikianlah, Dia berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya
telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal
kamu (diwaktu itu) belum ada sama
sekali. (QS. Maryam (19): 9) Demikianlah,
Allah berbuat apa yang dikehendaki-
Nya ” (QS. Ali Imran (3): 40) Maka Zakariya menghendaki suatu tanda
atau dalil untuk meraih apa yang
dijanjikan Allah kepadanya dari kehamilan
istrinya. Diapun berkata, “Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku telah
mengandung)” Tuhannya menjawab dengan berfirman:
“Tanda bagimu ialah kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga
hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah
nama Tuhan-mu sebanyak-banyaknya
serta bertasbihlah di waktu petang dan
pagi hari” (QS. Ali Imran (3): 41) Setelah diberi khabar gembira kepadanya,
diapun keluar kepada kaumnya dengan
perasaan gembira. Hatinya diselimuti
kebahagiaan dan ia memberi isyarat
kepada kaumnya agar mereka bertasbih
pada pagi dan petang. Dan agar banyak berdzikir di waktu siang dan malam hari. Semangat hidup kembali tumbuh dari jiwa
seorang tua renta dan wanita tua yang
mandul. Yahya lahir kemuka bumi guna
menghidupkan suasana gembira antara
kedua ibu bapaknya sebagai tanda
kebesaran Allah SWT dan sebagai bukti tanda kekuasaan Allah azza wa jalla. HIKMAH KISAH Ada banyak hikmah dalam kisah ini.
Diantaranya bahwa setiap mukmin tidak
boleh berputus asa dalam rahmat dan
karunia Allah. Bahwasanya Allah Maha
Berkehendak dan Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Kita diperintahkan untuk bermunajat dan memohon hanya kepada-
Nya. Firman Allah SWT:
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku
akan masuk neraka Jahannam dalam
keadaan hina dina." (QS. al-Mu'min (40) :
60) Dalam kisah ini juga dicontohkan adab
bermunajat kepada Allah dengan
memohon kepada-Nya dengan khusyu ’ dan sungguh-sungguh sambil
merendahkan suara. Dan Allah mengabadikan do'a Nabi
Zakariya (dan juga Nabi Ibrahim as)
sebagai contoh do'a yang patut diucapkan
oleh seluruh orang tua.
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya
Engkau Maha Pendengar Do’a” (QS. Ali Imran (3): 38) Dari kisah ini juga terdapat perintah Allah
kepada Zakariya as untuk bertasbih
kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.
“Dan sebutlah nama Tuhan-Mu sebanyak- banyaknya serta bertasbihlah di waktu
petang dan pagi hari” (QS. Ali Imran (3): 41) Sesungguhnya perintah ini tidak hanya
diperuntukkan kepada Nabi Zakariya
alaihissalam saja. Tapi diperintahkan Allah
kepada seluruh kaum muslimin: Firman Allah:
“Dan sebutlah nama Tuhan-Mu pada (waktu) pagi dan petang ” (QS. Al-Insaan (76): 25) “Maka bersabarlah kamu, karena janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan
untuk dosamu dan bertasbihlah seraya
memuji Tuhanmu pada waktu petang dan
pagi” (QS. Al-Mukmin (40): 55) Seorang ulama besar bernama Hasan al-
Banna rahimahullah menyusun sebuah
kumpulan dzikir pagi dan petang yang
lazim (matsur) dilakukan oleh Rasulullah
SAW. Dzikir dan do’a pagi dan petang “al- Matsurat Sughra” bersumber dari ayat- ayat al-Qur ’an dan hadits-hadits shahih. (Terlalu panjang bila harus dijabarkan di
sini, Insya Allah akan kita bahas dilain
kesempatan bila Allah memampukan
hamba) Dzikir pagi dan petang ini masuk dalam
salah satu keutamaan Shalat Subuh dan
Shalat Ashar disbanding shalat fardhu
yang lainnya. Dimana, al-Matsurat Sughra
ini ditutup dengan sebuah do’a yang sangat indah dan sungguh dalam
maknanya. Sebuah permohonan seorang
hamba untuk sahabat-sahabat dan
saudara-saudara seiman baik yang kita
kenal baik atau tidak. Berikut saya kutip do ’a penutup dzikir pagi dan petang al-Matsurat Sughra (yang
artinya): Ya Allah … Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini
telah berhimpun dalam cinta-Mu
Telah berjumpa dalam ta’at kepada-Mu Telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu
Telah berpadu dalam syari ’at-Mu Teguhkanlah, ya Allah … ikatannya Kekalkanlah cinta kasihnya
Tunjukilah jalan-jalanya
Penuhilah hati-hati tersebut dengan
cahaya-Mu yang tidak pernah hilang
Lapangkanlah dada kami dengan
kelimpahan iman kepada-Mu Dan indahnya bertawakkal kepada-Mu
Hidupkanlah hati ini dengan makrifah
kepada-Mu
Matikanlah ia syahid dijalan-Mu Sungguh Engkau sebaik-baik Penolong.
Ya Allah kabulkanlah.. Sampaikan shalawat kepada junjungan
kami, Nabi Muhammad
Kepada keluarga, sahabat-sahabatnya
Dan juga sampaikanlah salam
Amiin… Demikianlah, sepenggal Kisah Nabi
Zakariya alaihissalam yang bermunajat
kepada Sang Penciptanya.
Semoga kita dapat mengambil hikmahnya
untuk selalu beriman dan bermunajat
hanya kepada Allah SWT. Sesungguhnya dalam Kisah-kisah orang
terdahulu terdapat hikmah dan
pengajaran bagi orang yang berfikir. Firman Allah SWT:
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka
itu terdapat pengajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal. Al Qur'an itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman." (QS. Yusuf
(12) : 111) Dan sebaik-baik Kisah adalah Kisah yang
diabadikan Allah dalam Al-Quran dan
Sunnah Nabi SAW.
Dan ilmu yang terbaik juga ada dalam Al-
Qur'an dan As-Sunnah. Note: Mari mengaji (membaca, mempelajari,
memahami, dan mengamalkan ayat-ayat
Al-Qur'an).
Kisah-kisah Nabi Zakariya alaihissalam
dan Yahya alaihissalam dapat ditemukan
pada Al-Qur'an Surat Maryam: 1-15, Ali Imran: 37-41, Al-Anbiya ’: 89-90. Kisah Zakariya alaihissalam dan
mihrabnya disarikan dari Terjemahan
Kitab "Shahih Qashasil Qur'an", karya
Syaikh Hamid Ahmad ath-Thahir al-
Basyuni. Darul Hadits. Kairo, Mesir. Bab
Kisah Zakariya as dan Yahya as.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar