____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Rabu, 08 Desember 2010

Menumbuhkan semangat menuntut ilmu pada wanita muslimah

Sesungguhnya, dlm menjalani brbgai
perannya, peran wanita dpt dipetakan
mnjadi 3 peran pnting yaitu sbagai sbgai pribadi muslimah,
sbagai istri, & sbagai ibu. Pd masing2 peran, dibutuhkan ilmu yg dpt
mnjaganya dari brbagai bentuk
pnyimpangan. Berikut pnjelasan ke-3 hal
trsbut: 1. Sbgai pribadi muslimah Seorang muslimah akan sllu trikat dgn
brbgai aturan agama yg mnyangkut
dirinya sbgai seorang yg bragama Islam
sprti kwajiban untuk mrealisasikan rukun
iman & rukun Islam serta aturan lain yg
merupakan konsekuensi dari kedua hal trsebut ataupun kewajiban yg terkait dgn
kdudukannya sbgai seorang wanita sperti
larangan & kwajiban pd masa haid,
kwajiban menutup aurot, dsb Sluruh hal trsbut memerlukan ilmu
sehingga kwajiban mnuntut ilmu jg
dibebankan kpd kaum wanita sbgaimana
dlm sabda Nabi berikut, “Mencari ilmu itu mrupakan kewajiban bagi seorang muslim.(Baihaqi dari Anas
radhiyallahu ‘anhu ) “Mnjadi kwajiban bagi wanita untuk prgi dlm rangka mendalami ilmu agama
sbagaimana hal ini mnjadi kwajiban bagi
kaum laki2. Setiap wanita diwajibkan untuk
mengetahui ketentuan2 agama brkenaan
dgn prmasalahan bersuci, salat, puasa &
makanan, minuman, serta pakaian yg
dihalalkan & yg diharamkan sbgaimana
kaum laki2, tnpa ada prbedaan sedikitpun di antara keduanya. Mereka juga harus mempelajari brbgai
tutur kata dan sikap yg benar baik dgn
belajar sendiri maupun dgn diprkenankan
untuk brtemu seseorang yg dpt
mengajarinya. Mnjdi kwajiban para penguasa untuk
mengharuskan rakyatnya agar
mnjalankan kewajiban ini 2. Sbagai istri Seorang istri memiliki kewajiban utuk
menaati suaminya dlm hal2 yg bukan
merupakan kmaksiatan trhadap Allah.
Rasulullah bersabda, “Tidak (boleh) taat (trhadap perintah) yg di dalamnya terdapat maksiat kpd Allah,
sesungguhnya ketaatan itu hanya dlm
kebajikan.” (HR. Bukhari) Maka tidaklah seorang istri dpt
mengetahui apakah suatu urusan
merupakan kemaksiatan atau bukan
kecuali dgn ilmu syar ’i. Dgn nasihat yg baik & kelemahlembutan
yg dimiliki seorang wanita, seorang suami
akan mampu menemukan ketenangan &
kekuatan yg akan mnjaga dirinya &
keluarganya dari prbuatan2 dosa
misalnya berbuat syirik dan bid ’ah, berzina, mencari nafkah yg haram,
mengambil riba, & perkara2 maksiat
lainnya. Karena agama adlh nasihat
sebagaimana sabda Nabi “Agama adalah nasihat” (HR. Muslim) Nasihat akan lebih dapat diterima oleh
hati manusia jika diiringi dgn sikap lemah
lembut. Rasulullah bersabda
“Wahai ‘Aisyah, tidaklah klembutan terdapat pd sesuatu melainkan ia akan
menghiasinya, & tidaklah dicabut dri
ssuatu melainkan akan memburukkannya
(Muslim) 3. Sbgai ibu
, Sbuah syair Arab mengungkapkan hal
brikut, Seorang ibu tak ubahnya bgai sekolah.
Bila kita mempersiapkan sekolah itu
secara baik, brarti kita telah
mempersiapkan suatu bangsa dgn gnerasi
emas Beban perbaikan & pembentukan
masyarakat yg Islami jg mnjadi tanggung
jwb wanita. Hal ini dikarenakan jumlah
wanita yg lebih byk dari laki2 & seorang
anak tumbuh dari bimbingan seorang
wanita. Maka, tidak bisa tidak seorang wanita harus membekali dirinya dgn ilmu
syar ’i khususnya mengenai pendidikan anak krn pendidikan anak mnjadi tugas
utama yg dibebankan kepada kaum
wanita. Seorang ibu yg cerdas & shalihah tentu
saja akan melahirkan keturunan yg cerdas
& sholih pula, bi idzinillah. Lihatlah hal itu
dalam diri seorang shahabiyah yg mulia Demikian pentingnya peran para wanita.
Dalam setiap lini kehidupannya, pasti
membutuhkan ilmu syar ’i. “Sebaik-baik wanita adalah wanita dari kaum Anshar. Rasa malu tidak
menghalangi diri mereka untuk
mendalami ilmu agama(HR. Muslim) Lihat saja ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, wanita cerdas yg namanya akan trus
dibaca oleh kaum muslimin dalam banyak
hadis Nabi‘Aisyah pula yg merupakan sebaik2 teladan para wanita dlm
menuntut ilmu, baik itu ilmu agama
maupun ilmu umum. Az Zuhri mengatakan, “Andai ilmu ‘Aisyah itu dikumpulkan lalu dibandingkan dgn
ilmu seluruh wanita, niscaya ilmu yg
dimiliki oleh ‘Aisyah itu lebih unggul”.“Hadits ini diriwayatkan oleh Ath Thabarani Semoga dengan sedikit pemaparan di atas,
smangat para wanita untuk menuntut
ilmu dapat tumbuh subur, sehingga
dengan ijin Allah Ta’ala kita dpt songsong kembali kejayaan umat Islam di atas
manhaj salafush sholih. Wallahu Ta’ala A’lam. Referensi:
Abdul Azis bin Nashir Al Jalil, Panduan
Akhlaq Salaf (Terjemahan dari Aina
Nahnu min Akhlaqis Salaf), At Tibyan,
Solo.
Abu Anisah bin Luqman al Atsari, Tugas Mulia Seorang Ibu, Majalah Al Furqon
edisi 12 tahun VIII.
Abu Maryam Fathi Sayyid, Para Ulama
Wanita Pengukir Sejarah (Terjemahan dari
Shafahat Musriqah min Sirah al ‘Alimat al Muslimat), Samodra Ilmu, Yogyakarta.
Abul Qa’qa’ Muhammad bin Shalih Alu ‘Abdillah, 102 Kiat Agar Semangat Belajar Agama Membara (Terjemahan dari Kaifa
Tatahammas fi Thalabil ‘Ilmi Syar ’i Aktsar min 100 Thariqatan lit Tahammus li
Thalabil ‘Ilmi Syar ’i), Elba, Surabaya. Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As
Sidawi, 10 Faidah Seputar Dunia Wanita,
Majalah Al Furqon edisi 11 tahun VII.
Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf,
Wanita-wanita Pengukir Sejarah Islamiah,
Majalah Al Furqon edisi 12 tahun VI. Sufyan bin Fuad Baswedan, Ibunda Para
Ulama, Wafa Press, Klaten. *** muslimah.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar