____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Selasa, 14 Desember 2010

sakinah mawaddah warohmah

13
Desember 2010 jam 9:44 Assalamu'alaikum warahmatullah
wabarakatuh Cintailah DIA, jika kau mencintaiku, sebab
dalam Kemahaan Cinta-Nya, terselip
cintaku untkmu....... tanpa Cinta-Nya,
sungguh aku tak tahu cara
mencintaimu.......!! Kenapakah Engkau menikahiku? ...karena
Aku ingin memilikimu, Kenapakah Engkau
ingin memilikiku? ...karena Aku
membutuhkanmu, Kenapakah Engkau
membutuhkanku? ...karena Aku
mencintaimu, Kenapakah Engkau mencintaiku? ...karena Aku memilihmu,
Kenapakah Engkau memilihku? ...karena
Aku mengagumimu, Kenapakah Engkau
mengagumiku? ...karena Aku
menemukanmu, Kenapakah Engkau
menemukanku? ...karena Aku mencarimu, Kenapakah Engkau mencariku? ...karena
Aku peduli pada calon anak-anakku. Lantas, apa hubungannya denganku?!?
telah lama Aku berkelana untuk mencari
wanita sepertimu, mencarimu (yang
dulunya) hanya untuk menemukanmu. Entah berapa delta waktu yang telah
kutempuh, ...akhirnya Aku pun
menemukanmu. Entah berapa sketsa
kehidupan yang telah kusaksikan, ...hingga
Aku pun mengagumimu. Entah berapa
warta yang telah kudengar, ...hingga Aku pun memilihmu. Entah berapa sigma
perasaan yang telah kupadukan, ...hingga
Aku pun mencintaimu. Entah berapa
probabilitas yang telah
kupertimbangkan, ...hingga Aku pun
membutuhkanmu. Entah berapa munajat yang telah kupanjatkan, ...hingga Aku pun
ingin segera memilikimu. Entah berapa
'azzam yang telah kukuatkan, ...hingga
akhirnya Aku pun menikahimu. o0H...!!! Pantaskah Aku, Engkau miliki
hingga Engkau nikahi!!! pantas..., karena
sinar keimananmu yang menyilaukan
mata hatiku. Pantaskah Aku, Engkau cintai
hingga Engkau butuhkan!!! pantas..., Aku
mencintaimu karena Aku membutuhkanmu, dan Aku
membutuhkanmu karena Aku
mencintaimu. Pantaskah Aku, Engkau
kagumi hingga Engkau pilih!!! pantas...,
seperti halnya Aku mengagumi sosok
Hajar ra, Khadijah ra, 'Aisyah ra, dan Fatimah ra. Pantaskah Aku, Engkau cari
hingga Engkau temukan!!! pantas..., karena
Aku tidak mencari Istri untuk diriku, tapi
Aku mencari Ibu untuk anak-anakku. Suamiku, maafkan Aku. sebelum
kedatanganmu, Aku pernah mencintai
seseorang yang tak kutahu dan tak
kukenal. seseorang yang baik budi
pekertinya, luas pemahaman agamanya,
mencintai dan dicintai Allah dan Rasul- Nya. seseorang itu adalah Engkau,
Suamiku. Engkaulah yang Aku tunggu
(hingga Aku lelah dalam penantian) untuk
menjadi Imam bagiku dan juga anak-
anakku, mulai sekarang Aku baktikan
hidup-matiku padamu, dan Aku serahkan jiwa-ragaku hanya untukmu.... ~ Alhamdulillahi Rabbil 'Alamiin.....~ "Cinta ibarat kupu-kupu. Makin kau kejar,
semakin ia menghindar. Tapi bila kau
biarkan ia terbang, ia ....... akan
menghampirimu disaat kau tak
menduganya. Cinta bisa
membahagiakanmu tapi sering pula ia menyakiti hatimu, Tapi cinta itu hanya
istimewa apabila kau berikan pada
seseorang yang layak menerima..... Jadi
tenang-tenang saja, jangan ter-buru buru
dan pilihlah yang terbaik buatmu.....!! ~ Semuanya kaN indah pada saatnya.....
seperti kepoMpong yg nantinya aKan
menjeLma meNjadi kupu ~ kupU yg
CaNtik....~ semoga bermanfa'at

Yang terlupakan

"ALAM KeLam... Mendung Tiada Sinar
Matahari...
Macam ituLah Agaknya BiLa HATI Sudah
KeLam Dgn DOSA...
Suram... Tak Ada cahaya...
Moga HATI HATI Kita di Limpahkan NUR OLeh_NYA.
"Bebicara PasaL HATI ,,, Teringat Pada
Suatu Fakta...
Kita Pasti SeLaLu Dengar Para Sahabat &
Salafus SoLeh dahuLu ,,,
Mereka TakLah Punya Nafsu Makan Macam Umat Hari Ne ,,,
Kita SeLaLu Makan Hingga
Kekenyangan ,,,
Sampai terwujud Kata2 Ne :
___HIDUP Untuk Makan & MAKAN Untuk
Hidup..!! "Tapi Yg Mengherankan Darimana Para
Sahabat Mendapatkan ENERGI Dgn Nafsu
Makan Mereka sepeti Itu...
Siang Bagaikan Pendekar & MaLam PuLa
Bagaikan Rahib...
Itu BeLum Lagi Cerita Tentang Kehebatan Mereka DaLam Peperangan...
Darimana Mereka Mendapatkan Semua
ENERGI Itu.? "Rasanya Semua Orang Tahu Bahwa
"CAHAYA" AdaLah Suatu Bentuk ENERGI...
KaLau Tak Percaya ,,, Bukan kah Tenaga
SoLar itu Berpuncak Dari Cahaya
Matahari...
"CAHAYA" Juga Di KenaLi Sebagai "NUR"... "NUR" PuLa KerapkaLi Di Sebut DaLam
AL_QUR'An & Sering di Kaitkan Dgn
HATI...
Dan Makanan HATI Bagi Orang BERIMAN
Itu PuLa AdaLah "DZIKIR"... "Jadi Apa Kaitannya Dgn Kekuatan
Sahabat & Salafus Soleh Zaman DahuLu.?
Kita SeLama Ini Sering Menganggap
Makanan AdaLah Satu2nya Sumber
Tenaga Bagi Bagi Manusia Untuk Begerak...
Kita Tak Sadar Bahwa Tenaga Juga Bisa BerasaL Dari DIMENSI Lain ,,, Yaitu Tenaga
Yg TerLetak di HATI...
DZIKIR Sebenarnya Dapat Memberikan
Kita Kekuatan & Tenaga Untuk
MeLakukan Pekerjaan...
IniLah Rahasia Sumber Kekuatan Yg Menakjubkan OLe Para Sahabat & SaLafus
SoLeh... "Menarik Bukan ,,, Fakta Ini.?
Sungguh ALLAH Maha Kaya... ALLAHU
AKBAR !!
Semakin Kuat IBADAH Seseorang ,,,
Semakin Kuat Pertahanannya Menghadapi
Kehidupan Ini... Semakin Banyak DZIKIR Seseorang ,,,
Semakin Kuat Daya Tubuhnya... ~ Jangan Lupakan Santapan Bagi Sumber
ENERGI Yg Satu Ini

Senin, 13 Desember 2010

Dzikir

Apabila engkau menangis karena ludesnya
hartamu, atau karena hilangnya
jabatanmu, atau karena orang yang pergi
meninggalkanmu, maka sekaranglah
saatnya engkau menangisi rusaknya
hatimu… Allahul musta’aan wa ‘alaihit tuklaan. Beberapa hadits yang menunjukkan
kemuliaan orang berdzikir :
1. Apabila kamu melewati taman-taman
surga makan dan minumlah sampai
kenyang. Para sahabat lalu bertanya,
"Apa yang dimaksud taman-taman surga itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab,
"Kelompok zikir (Kelompok orang yang
berzikir atau majelis taklim)." (HR. Tirmidzi
dan Ahmad) 2. Menyebut-nyebut Allah adalah suatu
penyembuhan dan menyebut-nyebut
tentang manusia adalah penyakit (artinya
penyakit akhlak). (HR. Al-Baihaqi) 3. Demi yang jiwaku dalam
genggamanNya, kalau kamu selamanya
bersikap seperti saat kamu ada bersamaku
dan mendengarkan zikir, pasti para
malaikat akan bersalaman dengan kamu
di tempat tidurmu dan di jalan-jalan yang kamu lalui. Tetapi, wahai Handhalah
(nama seorang sahabat) kadangkala begini
dan kadangkala begitu. (Beliau
mengucapkan perkataan itu kepada
Handhalah hingga diulang-ulang tiga kali).
(HR. Tirmidzi dan Ahmad) 4. Rasulullah Saw menyebut-nyebut Allah
setiap waktu (saat).
(HR. Muslim) 5. Perumpamaan orang yang berzikir
kepada Robbnya dan yang tidak,
seumpama orang hidup dan orang mati.
(HR. Bukhari dan Muslim) 6. Nyanyian dan permainan hiburan yang
melalaikan menumbuhkan kemunafikan
dalam hati, bagaikan air menumbuhkan
rerumputan. Demi yang jiwaku dalam
genggamanNya, sesungguhnya Al Qur'an
dan zikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air
menumbuhkan rerumputan.
(HR. Ad-Dailami) 7. Dua kalimat ringan diucapkan lidah,
berat dalam timbangan dan disukai oleh
(Allah) Arrohman, yaitu kalimat:
"Subhanallah wabihamdihi, subhanallahil
'Adzhim" (Maha suci Allah dan segala puji
bagi-Nya, Maha suci Allah yang Maha Agung).
(HR. Bukhari) 8. Ada empat perkara, barangsiapa
memilikinya Allah akan membangun
untuknya rumah di surga, dan dia dalam
naungan cahaya Allah yang Maha Agung.
Apabila pegangan teguhnya "Laailaha
illallah". Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan "Alhamdulillah", jika
berbuat salah (dosa) dia mengucapkan
"Astaghfirullah" dan jika ditimpa musibah
dia berkata "Inna lillahi wainna ilaihi
roji'uun." (HR. Ad-Dailami) 9. Maukah aku beritahu amalanmu yang
terbaik, yang paling tinggi dalam
derajatmu, paling bersih di sisi Robbmu
serta lebih baik dari menerima emas dan
perak dan lebih baik bagimu daripada
berperang dengan musuhmu yang kamu potong lehernya atau mereka memotong
lehermu? Para sahabat lalu menjawab,
"Ya." Nabi Saw berkata,"Zikrullah."
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah) 10. Menang pacuan "Almufarridun". Para
sahabat bertanya, "Apa Almufarridun
itu?" Nabi Saw menjawab, "Laki-laki dan
wanita-wanita yang banyak berzikir
kepada Allah."
(HR. Muslim) 11. Seorang sahabat berkata, "Ya
Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat
Islam sudah banyak bagiku. Beritahu aku
sesuatu yang dapat aku menjadikannya
pegangan." Nabi Saw berkata,
"Biasakanlah lidahmu selalu bergerak menyebut-nyebut Allah (zikrullah)."
(HR. Ahmad dan Tirmidzi) 12. Sebaik-baik zikir dengan suara rendah
dan sebaik-baik rezeki yang secukupnya.
(HR. Abu Ya'la) 13. Di antara ucapan tasbih Rasulullah
Saw ialah : "Maha suci yang memiliki
kerajaan dan kekuasaan seluruh alam
semesta, Maha suci yang memiliki
kemuliaan dan kemahakuasaan, Maha suci
yang hidup kekal dan tidak mati." (HR. Ad-Dailami) 14. Aku bertanya, "Ya Rasulullah, apa
keuntungan dan keberuntungan yang
diperoleh dari majelis zikir (majelis
taklim)?" Nabi Saw menjawab,
"Keuntungan dan keberuntungan yang
diperoleh dari majelis zikir (majelis taklim) ialah surga."
(HR. Ahmad) 15. Tiada amal perbuatan anak Adam
yang lebih menyelamatkannya dari azab
Allah daripada zikrullah. (HR. Ahmad) 16. Wahai Aba Musa, maukah aku
tunjukkan ucapan dari perbendaharaan
surga? Aku menjawab, "Ya." Nabi berkata,
"La haula wala Quwwata illa
billah." (Tiada daya upaya dan tiada
kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)."
(HR. Ibnu Hibban dan Ahmad)
Bila kita mencintai sesuatu, kita akan
sering mengingatnya. Bila kita
mengagungkan sesuatu, kita akan menilai
tinggi kedudukannya. Tidak ada kekasih yang lebih dicintai daripada Allah oleh
para kekasih-Nya. Tidak ada kemuliaan
yang lebih mulia disisi Allah daripada
orang-orang yang mengenal-Nya dan
selalu Taat kpd-Nya . Dzikir adalah penawar racun orang-orang
yang berdosa, sahabat setia orang yang
terputus, harta simpanan orang yang
bertawakal, makanan orang yang
berkeyakinan, perhiasan orang yang
senantiasa tersambung, prinsip orang yang memiliki makrifat, hamparan orang
yang mendekatkan diri, dan minuman
orang yang mencintai. Orang yang berdzikir kepada Allah di
antara orang yang lalai seperti pohon
hijau di tengah pepohonan yang kering.. Orang yang berdzikir kepada Allah
diantara orang yang lalai seperti lampu di
rumah gelap gulita. Allah Ta'ala berfirman,
"Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-
lah hati menjadi tentram." (Qs. Ar-Ra'd :
28) "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu adalah mereka yang apabila
disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka."
(Qs. Al-Anfal : 2).

Sabtu, 11 Desember 2010

TAFAKUR

HIDUP INI ADALAH PERJALANAN YG
SENGAJA DIRAHSIAKAN HIKMAH UNTUK
MANUSIA BERUSAHA DAN MENCARI
MAKNANYA. BAGI MEREKA YG BERFIKIR,
KEHIDUPAN TIDAK AKAN DIPERSIAKAN,
SEBALIKNYA DIMANFAATKANN SEBAIKNYA DEMI KEBAHAGIAAN DUNIA
SERTA AKHIRAT. BERFIKIR ATAU TAFAKUR ADALAH
SENAMAN UNTUK MENGAKTIFKAN AKAL
FIKIRAN DIKURNIAKAN ALLAH SWT
KEPADA MANUSIA SUPAYA APA YANG
DILIHAT SERTA INGIN DILAKUKAN TIDAK
MENYIMPANG DARIPADA SYARIAT. AL - HASAN PERNAH BERKATA:" BICARA
YG TIDAK MENGANDUNGI HIKMAH
ADALAH TIDAK BERGUNA. DIAM TIDAK
BERFIKIR ADALAH KELALAIAN. LIHAT YG
TIDAK MEMBUAHKNA PELAJARAN
ADALAH PERMAINAN BELAKA." TAFAKUR, BERFIKIR ATAU MERENUNG
KEJADIAN ALAM MEMBUAHKAN
PELAJARAN SERTA BUKTI KEKUASAAN
ALLAH SWT SEKALI GUS MENJURUS DAN
MENGARAH KEPADA TUJUAN YG
BERGUNA. FIRMAN ALLAH SWT YG BERMAKSUD:"
SESUNGGUHNYA KEJADIAN LANGIT DAN
BUMI DAN PERSELISIHAN MALAM DAN
SIANG ITU ADA BEBERAPA BUKTI BAGI
ORANG YG MEMPUNYAI FIKIRAN. MEREKA
MENGINGATI ALLAH SAMBIL BERDIRI, DUDUK ATAU BERBARING DAN
MEMIKIRKAN KEJADIAN LANGIT DAN
BUMI SERAYA BERKATA: " HAI TUHAN
KAMI! TIDAKLAH ENGKAU JADIKAN
SEMUA INI DENGAN SIA2. MAHA SUCI
ENGKAU! KERANA ITU PELIHARALAH KAMI DARIPADA SEKSA API NERAKA". (SURAH
ALI-IMRAN :190-191 PERNAH DI RIWAYATKAN, NABI SAW
MENANGIS DAN APABILA DITANYA
MENGAPA, LALU DIJAWAB RASULULLAH
SAW BAHAWA PADA MALAM ITU
DITURUNKAN AYAT DARIPADA SURAH
ALI-IMRAN BERMAKSUD:" CELAKALAH BAGI ORANG YG MEMBACA AYAT
KEJADIAN LANGIT DAN BUMI DENGAN
TIDAK MEMIKIRKANNYA". FIRMAN ALLAH SWT YG
BERMAKSUD:.."MAKA TIDAKKAH MEREKA
MAHU MELIHAT KEPADA UNTA
BAGAIMANA DIJADIKAN? DAN MELIHAT
KEPADA LANGIT BAGAIMANA
DITINGGIKAN? DAN MELIHAT KEPADA GUNUNG BAGAIMANA DITEGAKKAN?
DAN MELIHAT KEPADA BUMI BAGAIMANA
DIHAMPARKAN? MAKA INGATKANLAH,
KERANA ENGKAU ITU HANYA SEORANG
PENGINGAT". (SURAH AL-GHASYIAH:
17-21) KEKUASAAN ALLAH SWT TERUKIR DAN
TERLUKIS PADA ALAM. RAHMAT DAN
KASIH SAYANG-NYA ADA PADA SETIAP
DETIK KEHIDUPAN. DEMIKIAN
SEBAHAGIAN BUKTI KEKUASAAN ALLAH
SWT. BETAPA INDAH DAN SEMPURNANYA SETIAP CIPTAAN ITU. AL-QURAN BANYAK
MENYUNTIK DAN MENDORONG
MANUSIA BERFIKIR KERANA DENGAN ITU
AKAL TIDAK DIBEKUKAN OLEH RUTIN
DAN KESIBUKAN, MALAH MEMANTAPKAN
IMAN SERTA MENJANA KESEMPURNAAN.. BAGAIMANA PUN, BERFIKIR BIAR PADA
BATAS DIBENARKAN ATAU YG SANGGUP
DIJANGKAU AKAL BUKAN SEPERTI
DIINGATKAN RASULULLAH SAW DALAM
SABDA BERMAKSUD:" BERFIKIRLAH PADA
TANDA KEKUASAAN ALLAH, DAN JANGAN KAMU BERFIKIR MENGENAI ZAT ALLAH
KERANA KAMU TIDAK AKAN DAPAT
MENGUKUR BATASNYA". SUATU HARI NABI SAW MENGHAMPIRI
KAUMNYA YG SEDANG BERTAFAKUR.
NABI SAW BERTANYA:" MENGAPA KAMU
DIAM SAJA? MEREKA MENJAWAB:" KAMI
SEDANG BERTAFAKUR MENGENAI
MAKHLUK ALLAH. NABI BERKATA; JIKA DEMIKIAN, LAKUKANLAH. FIKIRKAN
MENGENAI MAKHLUK ALLAH DAN
JANGAN FIKIRKAN MENGENAI ALLAH". DALAM AL-QURAN , ALLAH BERFIRMAN
YG BERMAKSUD:"DAN DI ANTARA
KETERANGAN ITU, DICIPTAKANNYA KAMU
DARIPADA TANAH KEMUDIAN ITU
LIHATLAH, KAMU MENJADI MANUSIA YG
BERTEBARAN". (SURAH AL-RUM: 20) DEMIKIAN BIJAKSANA ALLAH SWT YG
MAHA PENCIPTA MENGATUR SEMUA ITU
UNTUK MANUSIA. NAMUN, BERAPA
RAMAI MANUSIA BERFIKIR MENGENAI
PENCIPTAAN ITU. BULAN DAN MATAHARI
BOLEH BERPADU WALAU TIDAK BERSATU; BEGITU JUGA SIANG DAN MALAM SALING
BERTUKAR TIDAK PERNAH BERCAKARAN. BINTANG BERKELIPAN INDAH TIDAK
PERNAH MEMBANTAH. MALAH SEMUA
ITU TIDAK PERNAH BERTELAGAH APA LAGI
MENDERHAKA MEMINTA KEDUDUKAN
DAN KUASA. TETAPI MANUSIA YG
BERTEBARAN BERTERABUR DENGAN PERBALAHAN DAN PERMUSUHAN. TAFAKUR ITU CERMIN KACA YG
MEMPERLIHATKAN PADAMU KEBAIKAN
DAN KEBURUKAN MU". JUSTERU,
PEGEMBARAAN DALAM TAFAKUR BUKAN
SEKADAR MEMPERLIHATKAN KEBAIKAN
DAN KEBURUKAN TETAPI MELAHIRKAN KENIKMATAN SERTA KETENANGAN,
MENEMUKAN HIKMAH DAN MAKRIFAH,
MENGARAH PEMANTAPAN IMAN,
PEMBERSIHAN JIWA, MEMPERBANYAK
AMAL SOLEH.

Kamis, 09 Desember 2010

Apa yang sedang kita cari?

APA YANG SEDANG KITA CARI ? “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal
kepada-Nyalah penyerahan diri segala
apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan suka maupun terpaksa dan hanya
kepada Allahlah mereka di kembalikan.”. Qs. Ali-Imran:83 Sahabat, “Sekali kita hidup dan sekali kita gagal dalam menyikapinya, maka
kegagalan beruntun akan menanti
sepanjang masa. Di dunia akan sengsara,
sakaratul maut penuh derita, dialam
kubur tersiksa, di alam mahsyar merana
dan menjadi penghuni tetap didalam neraka ”. Membaca kalimat bijak itu, kita ingat kembali dengan ungkapan Imam
JA ’far bin Muhammad al-Shidiq, ia berkata: “Siapapun yang hari ini dan hari berikutnya sama, maka ia adalah orang
yang tertipu!. Siapapun yang akhir dari
dua hari yang dilewatinya buruk, maka ia
adalah orang yang terkutuk!. Siapapun
yang tak melihat adanya pertambahan
dalam dirinya, maka ia adalah orang yang berkekurangan!. Dan siapapun yang
dirinya berkekurangan,maka kematian
lebih baik baginya dari pada kehidupan ”. Dua nasehat yang sarat makna itu
mengingatkan kita pada kondisi kekinian,
dimana kita hidup dan menjalani
kehidupan. Kita saksikan betapa banyak
saudara, sahabat ataupun mungkin kita
sendiri yang hingga hari ini tidak tahu tentang arti hakekat dan tujuan hidup.
Terlihat, perilaku manusia kebanyakan
tidak nampak memperlihatkan kesadaran,
tetapi justru memperlihatkan
kemungkaran. Entahlah, sesungghuhnya
mereka tidak tahu, atau tidak mau tahu?. Tetapi itulah potret buram yang sedang di
pertontonkan makhluk yang bernama
manusia. Marilah kita bertanya,
sesungguhnya apa sebenarnya yang
sedang kita cari?. Mungkin kita sudah begitu lelah berjalan.
Dan entah sudah berapa tempat yang kita
datangi ?, sudah berapa daerah yang kita
singgahi. Namun hingga hari ini kita masih
terus berjalan, mencari-cari apa
sesungguhnya yang kita cari. Sudahilah perburuan dunia yang memang tak
pernah memberikan kepuasan. Marilah
kita catat dalam hati, bahwa tujuan hidup
yang sejati adalah apabila kita mencapai
kemuliaan ruhani. Sebab keutamaan
ruhani adalah sesuatu yang sangat berharga yang dapat diraih manusia.
Orang yang mempertahankan jiwa dalam
khasanah ruhani dan memposisikan dunia
hanya sebagai persinggahan dan tempat
mengumpulkan bekal, mereka akan
memperoleh kepuasan dalam perjalanan hari-harinya. Dan mereka tidak mau
menukar kekayaan ruhani dengan
keuntungan materi sebanyak apapun.
Kesadaran ruhani yang paling dalam
adalah kesadaran bahwa hidup adalah
kesementaraan yang harus dilakukan dengan tanggung jawab. Dalam dirinya
tertanam keyakinan bahwa dunia ini akan
berakhir, dan hanya orang-orang yang
bertanggung jawab untuk menunaikan
amanahnya yang akan memperoleh
kemenangan. Sebab hidup bagi mereka adalah bukan semata menuruti selera
hawa nafsu, mengejar karier, menumpuk-
numpuk harta kekayaan atau mengejar
pangkat dan jabatan. Menarik apa yang di ungkapkan oleh
syekh Ahmad Athaillah ketika berbicara
tentang hidup. Beliau katakan; ada dua
kedudukan manusia dalam mengarungi
hidup ini, ialah sebagai ‘abid kepada ma’bud-nya, gelarnya adalah ‘abdullah (hamba Allah). Dan sebagai sesama
hamba Allah dengan tugas
menyelamatkan pemberian Allah dari
kerusakan dan kemusnahan, gelarnya
adalah khalifatullah. Dalam arti lain,
tugasnya menunaikan kewajiban terhadap Allah, memuja dan mengingat_nya. tetapi
juga ia harus menjalankan kehidupan
peribadinya dengan keluarga, dan
masyarakat sekelilingnya. Jika kedua tugas
ini dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan ketentuan dan peraturan Allah, maka keberadaan manusia diciptakan
bukan saja mendapatkan kemuliaan tetapi
juga sesuai dengan tujuan ia di ciptakan.
Itulah dua posisi hidup manusia, yaitu
sebagai hamba Allah dan sebagai
khalifatullah. Dua posisi ini semakin memperjelas tentang siapa dan untuk apa
kita hidup. Dan sekaligus memperjelas apa
yang sedang kita cari dalam hidup?. Sebagai hamba Allah yang meyakini
bahwa kehidupan ini ada dalam
genggaman-Nya dan menyadari bahwa
setiap gerak akan di
pertanggungjawabkan kepada-Nya. Maka
konsep tujuan hidup yang mengakar dalam dirinya adalah menggapai keridhan
Allah melalui penghambaannya yang
secara sadar dan ikhlas di lakukan. Karena
itulah bagi setiap muslim hidup bukan
hanya sebatas ada di dunia, tetapi selalu
berusaha memberikan makna tentang keberadaannya itu. Hidup yang bermakna
tidak diukur dari seberapa lama kita
hidup, tetapi diukur dari seberapa
efektifkah kita mampu memanfaatkan
hidup. Pencarian kita tentang makna
hidup bukan didasari pada kepentingan- kepentingan materi semata, tetapi harus
didasari akan tanggung jawab kita sebagai
hamba yang setiap geraknya selalu
terukur pada ketentuan Allah. Dengan
konsep hidup yang seperti ini kita akan
mengetahui, apa sesungguhnya yang sedang kita cari?. Tiada lain hanyalah
menggapai ridha Ilahi untuk kebahagiaan
hakiki.

Kenapa enggan berjilbab?

Assalamu’alaikum . Berbagai alasan sering dikemukakan oleh
para wanita yang masih enggan berjilbab.
Coba perhatikan beberapa alasan mereka: Pertama: Yang penting hatinya dulu yang
dihijabi. Alasan, semacam ini sama saja dengan
alasan orang yang malas shalat lantas
mengatakan, “Yang penting kan hatinya. ” Inilah alasan orang yang punya
pemahaman bahwa yang lebih
dipentingkan adalah amalan hati, tidak
mengapa seseorang tidak memiliki amalan
badan sama sekali. Inilah pemahaman
aliran sesat “Murji’ah” dan sebelumnya adalah “Jahmiyah ”. Ini pemahaman keliru, karena pemahaman yang benar sesuai
dengan pemahaman Ahlus Sunnah wal
Jama ’ah, “Din dan Islam itu adalah perkataan dan amalan, yaitu perkataan
hati, perkataan lisan, amalan hati, amalan
lisan dan amalan anggota badan.” Imam Asy Syaafi ’i rahimahullah menyatakan, “Iman itu adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dengan
ketaatan dan berkurang dengan maksiat.” Jadi tidak cukup iman itu dengan hati,
namun harus dibuktikan pula dengan
amalan. Kedua: Bagaimana jika berjilbab namun
masih menggunjing. Alasan seperti ini pun sering dikemukakan.
Perlu diketahui, dosa menggunjing
(ghibah) itu adalah dosa tersendiri.
Sebagaimana seseorang yang rajin shalat
malam, boleh jadi dia pun punya
kebiasaan mencuri. Itu bisa jadi. Sebagaimana ada kyai pun yang suka
menipu. Ini pun nyata terjadi. Namun tidak semua yang berjilbab punya
sifat semacam itu. Lantas kenapa ini jadi
alasan untuk enggan berjilbab? Perlu juga
diingat bahwa perilaku individu tidak bisa
menilai jeleknya orang yang berjilbab
secara umum. Bahkan banyak wanita yang berjilbab dan akhlaqnya sungguh
mulia. Jadi jadi kewajiban orang yang
hendak berjilbab untuk tidak
menggunjing. Ketiga: Belum siap mengenakan jilbab. Kalau tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa
tahun depan? Apa dua tahun lagi? Apa
nanti jika sudah pipi keriput dan rambut
beruban? Setan dan nafsu jelek biasa
memberikan was-was semacam ini,
supaya seseorang menunda-nunda amalan kebaikan. Ingatlah kita belum tentu tahu jika besok
shubuh kita masih diberi kehidupan. Dan
tidak ada seorang pun yang tahu bahwa
satu jam lagi, ia masih menghirup nafas.
Oleh karena itu, tidak pantas seseorang
menunda-nunda amalan. “Oh nanti saja, nanti saja”. Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma memberi nasehat yang amat bagus,
“Jika engkau berada di waktu sore, janganlah menunggu-nunggu waktu pagi.
Jika engkau berada di waktu pagi,
janganlah menunggu-nunggu waktu sore.
Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum
datang masa sakitmu. Manfaatkan pula
masa hidupmu sebelum datang kematianmu” (HR. Bukhari no. 6416). Nasehat ini amat bagus bagi kita agar
tidak menunda-nunda amalan dan tidak
panjang angan-angan. Wa’alaikum salam Moga bermanfaat khususnya buat ukty
Fillah .

Döa adalah ibadah

Saudaraku yang dirahmati Allah-, berdo ’a merupakan suatu amal ibadah yang
agung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah). Ketika kita berdo’a tentu kita berharap agar do’a kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Tidak ada diantara kita yang berdo ’a tetapi dia ingin do’anya tidak terkabul. Akan tetapi tidak semua do’a yg dipanjatkan oleh seorang hamba lantas
dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Bahkan terkadang ada orang yang
berdo’a dengan do’a yg dilarang oleh syariat. Ya, ia ingin beribadah, tetapi malah
terjatuh kedalam perkara yg haram. Marilah kita perhatikan hadits berikut ini, Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kamu berdoa, ‘Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki’ atau berdoa, ‘Ya Allah, limpahkanlah rahmatMu kepadaku
jika Engkau menghendaki’, tetapi hendaklah ia berkeinginan kuat dalam
permohonan itu, karena sesungguhnya
Allah tiada sesuatupun yang memaksa-
Nya untuk berbuat sesuatu. ” (HR. Bukhari dan Muslim) Allah Ta’ala memberi karena hikmah dan menahan karena hikmah, dan Dia adalah
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Maka seharusnya bagi orang yang
meminta kepada Allah, hendaklah ia
berkeinginan kuat dalam permohonannya
karena sesungguhnya Allah tidak
memberikan sesuatu kepada hamba-Nya
dalam keadaan terpaksa ataupun menganggap besar permintaan itu. Karena Allah memiliki sifat
kedermawanan, kedermawanan yang
terus menerus dan tiada pernah henti.
Bahkan Allah memberi karunia kepada
hamba-Nya sebelum hamba tersebut
meminta. Ia selalu berada dalam nikmat-nikmat
Allah sepanjang hidupnya. Jika hidupnya
selalu dalam keimanan dan ketakwaan,
maka bertambahlah nikmat-nikmat Allah
kepadanya. Apabila ia meninggal, maka ia
memperoleh kenikmatan yang berlipat ganda daripada kenikmatan yang ia
peroleh ketika di dunia. Ia memperoleh kenikmatan yang hanya
Allah yang bisa menghitungnya, nikmat
yang Allah persiapkan khusus bagi
hamba-hamba-Nya yang beriman dan
bertakwa. Semua kenikmatan yang diperoleh
seorang hamba didunia ini pada
hakekatnya adalah karunia dari Allah
Ta’ala. Meskipun sebagian kenikmatan tersebut ia peroleh melalui perantaaran
orang lain, tapi ketahuilah bahwa nikmat
tersebut tidak akan pernah sampai
kepadanya kecuali dengan izin, kehendak
dan kebaikan dari Allah Ta’ala. Dengan demikian, Allah-lah yang berhak
dipuji atas segala nikmat tersebut. Dialah
yang menghendakinya dan
menentukannya serta mengalirkannya
dengan kebaikan, kedermawanan dan
karunia-Nya. Hanya milik-Nya segala nikmat, karunia dan sanjungan yang baik. Allah Ta’ala berfirman, “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya, dan
bila kamu ditimpa oleh kemudharatan,
maka hanya kepada-Nyalah kamu minta
pertolongan.” (Qs. An-Nahl (16) : 53) Terkadang Allah Ta’ala menahan pemberian kepada hamba-Nya jika ia
memohon kepada-Nya, karena adanya
suatu hikmah dan pengetahuan-Nya
tentang yang terbaik bagi hamba-Nya,
dan terkadang dia mengakhirkan apa
yang diminta hamba-Nya untuk waktu yang telah ditentukan atau untuk
memberinya dengan pemberian yang
lebih banyak. Maha Suci Allah Tuhan
Semesta Alam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan suatu doa
yang didalamnya tidak mengandung dosa
dan pemutusan silautarahmi, melainkan
Allah akan memberikan kepadanya salah
satu dari tiga kemungkinan ; (yaitu)
dikabulkan segera doanya itu, atau dia akan menyimpan baginya di akhiat
kelak,atau dia akan menghindarkan
darinya keburukan yang semisalnya. ” Maka para sahabat pun berkata,” Kalau begitu kita memperbanyaknya. ” Beliau bersabda, “Allah lebih banyak lagi ( memberikan pahala).” (HR. Ahmad III/8, al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad,dan
lainnya. Lihat Doa dan Wirid Mengobati Guna-
Guna dan Sihir Menurut al-Qur-an dan as-
Sunnah hal 37-38, karya Yazid bin Abdul
Qadir Jawas) Hendaknya kita membesarkan harapan
kita kepada Allah ketika berdo’a, karena sesungguhnya Allah memberi permintaan
yang besar karena kedermawanan,
karunia dan kebaikan. Allah Ta’ala tidak merasa diberatkan dengan apa yang Dia berikan, maksudnya
tidak ada sesuatu yang berat bagi-Nya
walaupun terasa berat bagi makhluk. Karena orang yang meminta kepada
makhluk, ia tidak memintanya kecuali
sesuatu yang mudah baginya untuk
dikabulkan. Lain halnya dengan Rabb Semesta Alam,
sesungguhnya pemberian-Nya terwujud
sesuai dengan Firman-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-
Nya, “Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya, ”Jadilah !” maka jadilah ia.” (Qs. Yaasiin: 82). Maha Suci Allah yang makhluknya tidak
dapat mengagungkan-Nya dengan
sebenar-benar pengagungan, tidak ada
Tuhan yang Haq selain-Nya dan tidak ada
Rabb selain-Nya. Penyusun: Ummu Maryam Ismiyanti
Diringkas dari Fathul Majid karangan
Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh
cetakan Pustaka Azzam.
Dimuroja’ah oleh Ustadz Jamaludin, Lc.