____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Rabu, 08 Desember 2010

Ketika malam telah larut. . .

Ketika malam telah larut, alam fikiranku
melayang mengembara kearah kegelapan
malam, fikiranku menerawang kesebuah
kuburan yang kaku, gundukan tanah
merah yang dingin, perut bumi yang
menjadi kediamanku kelak, didalamnya tak lain cacing dan serangga pemakan
bangkai, tubuhku yang tak mampu
menepis binatang yang menggerogotiku
dan menjadikan tubuhku sarang dan
tempat bertelur, alangkah tak berdayanya
tubuh ini, sahabatku meninggalkanku, anak istriku meninggalkanku, orangtuaku
meninggalkanku, semua orang yang
kukenal melupakanku, mereka tak mau
ikut mati bersamaku, mereka tak mau
tahu lagi apa yang menimpaku dikuburku,
mereka tak mau walau hanya menepiskan cacing yang menggerogoti tubuhku,
mereka tak perduli lagi tubuhku
membusuk sedikit demi sedikit, hingga
tubuhku hancur dan berbau, hingga
tubuhku menjadi tulang, lalu habis
musnah menjadi tanah?, kemana aku akan pergi, ruhku akan melayang memenuhi
panggilan Penciptaku. Wahai Allah, tak ada selain Mu, Engkaulah
yang akan menepiskan semua serangga
yang mendekati tubuhku, akan Kau jaga
tubuhku yang masuk dalam perut Bumi,
Engkau mendengar jeritan hatiku yang
merindukan Mu, maka dengarlah Wahai yang menciptakan harapan, wahai yang
menciptakan segala kerinduan, wahai
yang menciptakan keinginan untuk
mengadu, kulontarkan kalimat yang kini
hampir memecahkan kalbuku, Aku tak
mempunyai selain Mu untuk mengadu, untuk menolong, untuk memberi, untuk
diharapkan, untuk bergerak, untuk
bernafas, untuk berucap, untuk bersuara,
untuk mendengar, untuk melihat, untuk
melangkah, untuk bergerak, untuk
berfikir, untuk makan, untuk minum, untuk tersenyum, untuk bergembira,
untuk segala galanya, selain Mu, semua
yang kumiliki, dan yang tak kumilki
adalah milik Mu, tubuhku milik Mu,
makananku milik Mu, semua yang kulihat
milik Mu, semua yang kudengar Milik Mu, semua yang kuuucapkan milik Mu, semua
langkahku milik Mu, setiap nafasku milik
Mu, setiap detak jantungku milik Mu,
perasaanku milik Mu, kerinduanku milik
Mu, harapanku milik Mu, kesedihanku
milik Mu, kegembiraanku milik Mu, alangkah indahnya wahai Rabb, Karena
Engkau memilikiku, Engkau menggenggam
diriku, Engkau mengaturku, Engkau
menjagaku, Engkau melindungiku, Engkau
mengayomiku, Engkau melimpahkan
kelembutan Mu padaku, aku merindukan Mu wahai Allah, Engkau memanggilku
agar aku dekat kepada Mu wahai Allah? Wahai yang menciptakan cinta kasih di
seluruh kalbu hamba Nya, Engkau
menghendaki aku mencintai Mu wahai
Allah.., wahai yang menciptakan lidah
saling menyebut nama nama hamba Nya,
Engkau menghendaki aku menyebut nama Mu wahai Allah?, wahai yang
menciptakan segala yang indah,
keindahan yang terlihat dan yang tak
terlihat, keindahan yang terdengar dan
tak terdengar, keindahan yang terucapkan
dan tak terucapkan, keindahan yang terasa dan tak dapat dirasa, keindahan
yang diketahui dan yang tak diketahui,
keindahan yang tersaksikan dan yang
tersembunyi, semua keindahan itu berasal
dari keindahan Mu wahai Allah, maka
betapa indahnya Engkau .., betapa lembutnya Engkau ? Maka Wahai Pencipta Keindahan, Wahai
Pencipta Kelembutan, Wahai Pencipta
Kasih sayang, sebagaimana Engkau
perlihatkan keindahan yang ada pada
makhluk Mu, sebagaimana Engkau
perlihatkan kelembutan yang ada pada makhluk Mu, sebagaimana Engkau
perlihatkan kasih sayang yang ada pada
makhluk Mu, maka perlihatkan padaku
Keindahan Mu wahai Allah?, perlihatkan
kelembutan Mu wahai Allah.., perlihatkan
kasih sayang Mu wahai Allah?, walau hanya berupa harapan, walau hanya
berupa sangkaan, walau hanya berupa
khayalan, walau hanya berupa kerinduan,
walau hanya berupa keinginan, walau
hanya berupa airmata, walau hanya
berupa pemberian, walau hanya berupa lamunan, walau hanya berupa
kemudahan, walau hanya berupa
pertolongan, asalkan aku mengetahui
bahwa itu datang dari kelembutan Mu,
datang dari kasih sayang Mu, datang dari
keindahan Mu, alangkah kecewa hamba yang hanya memiliki harapan, hamba
yang hanya memiliki khayalan, hamba
yang hanya memiliki lamunan, hamba
yang hanya memiliki kerinduan, hamba
yang hanya ingin dekat, hamba yang
hanya mendambakan kelembutan, hamba yang hanya mendambakan ayoman,
hamba yang hanya mendambakan kasih
sayang, sedangkan modal semua
harapanku hanyalah airmata, apakah ia
harus dikecewakan oleh yang Maha tak
mengecewakan, alangkah hancur perasaannya kalau kerinduannya ditolak
oleh yang Maha tak menolak kerinduan,
alangkah berkeping kepingnya
kecintaannya, bila keinginannya untuk
dekat tertolak oleh yang Maha tak
menolak hamba Nya yang ingin dekat, itu semua tak ada pada dzat Mu, itu semua
tak ada dalam sifat Mu, itu semua tak ada
pada perbuatan Mu, apalagi yang
membuatku tertolak sedangkan Engkau
yang Maha menerima, apalagi yang
membuatku tersingkir sedangkan Engkau yang Maha merangkul, apalagi yang
membuatku terjauhkan, sedangkan
Engkaulah yang maha mendekatkan,
salahkah aku merindukan Mu, sedangkan
Engkaulah yang menciptakan kerinduanku
pada Mu, salahkah aku menginginkan dekat pada Mu, sedangkan Engkaulah
yang menciptakan keinginanku untuk
dekat kepada Mu, salahkah aku merasa
tenggelam dalam samudra Kelembutan
Mu, sedangkan Engkaulah yang
menciptakan perasaa itu dihatiku. Wahai Allah.., wahai yang menamakan
diri Nya Allah?, wahai yang menginginkan
nama Nya dipanggil Allah, wahai yang
menginginkan lidahku memanggil Dzat
Nya dengan panggilan Allah, wahai yang
menginginkan aku mengharapkan Nya dg mengingat nama Allah, wahai yang
menciptakan lidahku bergetar menyebut
Nama Allah?, wahai yang memberikan
kemampuan pada jemariku menuliskan
nama Allah.., maka dengan kemauan Mu
kusebut namamu Allah.., dengan keinginan Mu kurindukan Engkau Allah..,
dengan keinginan Mu aku ingin dekat
kepada Mu wahai Allah?, salahkah aku
berkeinginan, salahkah aku merindukan,
salahkah aku ingin dekat, sedangkan
semua getaran kalbuku itu adalah keinginan Mu wahai Allah?, maka
sebagaimana Kau jadikan cacing
merangkak tanpa tangan dan kaki, maka
jadikan aku merangkak kepadamu tanpa
hambatan, sebagaimana Kau jadikan
anjing najis bertasbih mensucikan Mu, maka jadikan aku pendosa hina yang
mendambakanmu, sebagaimana
kaujadikan air mengalir menjadi beku,
maka jadikan harapanku mengalir kearah
Mu dan membeku dipintu Mu,
sebagaimana Kau jadikan gunung batu menjadi debu, maka jadikan seluruh
kesalahanku menjadi debu dihadapan
Keagungan Mu, sebagaimana Kau jadikan
bumi perkasa terinjak injak, maka jadikan
hawa nafsuku terinjak injak kerinduanku
kepada Mu, sebagaimana Kau jadikan Raja berwibawa terkalahkan dan terhinakan,
maka jadikan kesombonganku terhinakan
oleh kewibawaan Mu, sebagaimana kau
jadikan sesuatu yang bergerak menjadi
diam, maka jadikan tubuhku yang
bergerak berubah diam dari segala yang tak Kau ridhai, sebagaimana kau jadikan
semua yang ada menjadi fana, maka
jadikanlah gunung dosa ini fana dalam
kelembutan Mu, sebagaimana kau jadikan
yang tak mungkin menjadi kepastian,
maka Jadikan semua ketidak mungkinanku untuk dekat menjadi janji kepastian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar