____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Kamis, 09 Desember 2010

Döa adalah ibadah

Saudaraku yang dirahmati Allah-, berdo ’a merupakan suatu amal ibadah yang
agung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah). Ketika kita berdo’a tentu kita berharap agar do’a kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Tidak ada diantara kita yang berdo ’a tetapi dia ingin do’anya tidak terkabul. Akan tetapi tidak semua do’a yg dipanjatkan oleh seorang hamba lantas
dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Bahkan terkadang ada orang yang
berdo’a dengan do’a yg dilarang oleh syariat. Ya, ia ingin beribadah, tetapi malah
terjatuh kedalam perkara yg haram. Marilah kita perhatikan hadits berikut ini, Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kamu berdoa, ‘Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki’ atau berdoa, ‘Ya Allah, limpahkanlah rahmatMu kepadaku
jika Engkau menghendaki’, tetapi hendaklah ia berkeinginan kuat dalam
permohonan itu, karena sesungguhnya
Allah tiada sesuatupun yang memaksa-
Nya untuk berbuat sesuatu. ” (HR. Bukhari dan Muslim) Allah Ta’ala memberi karena hikmah dan menahan karena hikmah, dan Dia adalah
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Maka seharusnya bagi orang yang
meminta kepada Allah, hendaklah ia
berkeinginan kuat dalam permohonannya
karena sesungguhnya Allah tidak
memberikan sesuatu kepada hamba-Nya
dalam keadaan terpaksa ataupun menganggap besar permintaan itu. Karena Allah memiliki sifat
kedermawanan, kedermawanan yang
terus menerus dan tiada pernah henti.
Bahkan Allah memberi karunia kepada
hamba-Nya sebelum hamba tersebut
meminta. Ia selalu berada dalam nikmat-nikmat
Allah sepanjang hidupnya. Jika hidupnya
selalu dalam keimanan dan ketakwaan,
maka bertambahlah nikmat-nikmat Allah
kepadanya. Apabila ia meninggal, maka ia
memperoleh kenikmatan yang berlipat ganda daripada kenikmatan yang ia
peroleh ketika di dunia. Ia memperoleh kenikmatan yang hanya
Allah yang bisa menghitungnya, nikmat
yang Allah persiapkan khusus bagi
hamba-hamba-Nya yang beriman dan
bertakwa. Semua kenikmatan yang diperoleh
seorang hamba didunia ini pada
hakekatnya adalah karunia dari Allah
Ta’ala. Meskipun sebagian kenikmatan tersebut ia peroleh melalui perantaaran
orang lain, tapi ketahuilah bahwa nikmat
tersebut tidak akan pernah sampai
kepadanya kecuali dengan izin, kehendak
dan kebaikan dari Allah Ta’ala. Dengan demikian, Allah-lah yang berhak
dipuji atas segala nikmat tersebut. Dialah
yang menghendakinya dan
menentukannya serta mengalirkannya
dengan kebaikan, kedermawanan dan
karunia-Nya. Hanya milik-Nya segala nikmat, karunia dan sanjungan yang baik. Allah Ta’ala berfirman, “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya, dan
bila kamu ditimpa oleh kemudharatan,
maka hanya kepada-Nyalah kamu minta
pertolongan.” (Qs. An-Nahl (16) : 53) Terkadang Allah Ta’ala menahan pemberian kepada hamba-Nya jika ia
memohon kepada-Nya, karena adanya
suatu hikmah dan pengetahuan-Nya
tentang yang terbaik bagi hamba-Nya,
dan terkadang dia mengakhirkan apa
yang diminta hamba-Nya untuk waktu yang telah ditentukan atau untuk
memberinya dengan pemberian yang
lebih banyak. Maha Suci Allah Tuhan
Semesta Alam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan suatu doa
yang didalamnya tidak mengandung dosa
dan pemutusan silautarahmi, melainkan
Allah akan memberikan kepadanya salah
satu dari tiga kemungkinan ; (yaitu)
dikabulkan segera doanya itu, atau dia akan menyimpan baginya di akhiat
kelak,atau dia akan menghindarkan
darinya keburukan yang semisalnya. ” Maka para sahabat pun berkata,” Kalau begitu kita memperbanyaknya. ” Beliau bersabda, “Allah lebih banyak lagi ( memberikan pahala).” (HR. Ahmad III/8, al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad,dan
lainnya. Lihat Doa dan Wirid Mengobati Guna-
Guna dan Sihir Menurut al-Qur-an dan as-
Sunnah hal 37-38, karya Yazid bin Abdul
Qadir Jawas) Hendaknya kita membesarkan harapan
kita kepada Allah ketika berdo’a, karena sesungguhnya Allah memberi permintaan
yang besar karena kedermawanan,
karunia dan kebaikan. Allah Ta’ala tidak merasa diberatkan dengan apa yang Dia berikan, maksudnya
tidak ada sesuatu yang berat bagi-Nya
walaupun terasa berat bagi makhluk. Karena orang yang meminta kepada
makhluk, ia tidak memintanya kecuali
sesuatu yang mudah baginya untuk
dikabulkan. Lain halnya dengan Rabb Semesta Alam,
sesungguhnya pemberian-Nya terwujud
sesuai dengan Firman-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-
Nya, “Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya, ”Jadilah !” maka jadilah ia.” (Qs. Yaasiin: 82). Maha Suci Allah yang makhluknya tidak
dapat mengagungkan-Nya dengan
sebenar-benar pengagungan, tidak ada
Tuhan yang Haq selain-Nya dan tidak ada
Rabb selain-Nya. Penyusun: Ummu Maryam Ismiyanti
Diringkas dari Fathul Majid karangan
Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh
cetakan Pustaka Azzam.
Dimuroja’ah oleh Ustadz Jamaludin, Lc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar