____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Kamis, 09 Desember 2010

Cinta yang melalaikan 1

Pertama. CINTA DUNIA LUPA AKHIRAT Mari kita sedikit mengingat dan
merenung. Seberapa besar cinta kita pada
dunia yang fana ini. Tanyakan hal itu
pada hati nurani anda. Kebanyakan kita
akan menemukan jwaban, bahwa kita
lebih mencintai dunia dari pada akhirat. Bukanlah hal yang rahasia lagi, bahwa
kehidupan dunia hanya bersifat
sementara. Dunia hanyalah temapt
persinggahan. Dunia adalah ladang untuk
menanam 'pohon amal' untuk dipanen di
akhirat. Dunia ini hanyalah panggung sendiwara yang akal berakhir jika Sang
Sutradara ingin mengakhirinya. امو ةايح ايندلا الا وهل و
بعل , "tidaklah dunia ini malainkan sendiwara
dan permainan". Kenapa saya katakan kita lebih mencintai
dunia dari pada akhirat?. Merenunglah…. Berapa banyak uang yang kita habiskan
untuk membeli makan dan minuman guna
mengisi perut kita yang sejengkal ini?.
Berapa banyak waktu yang kita
korbankan untuk merawat dan menghias
tubuh kita ini. Berapa banyak pakaian yang kita siapkan untuk mempercantik
tubuh kita ini?. Bandingkan….. Berapa banyak uang yang kita
sedekahkan untuk fakir miskin, untuk
anak yatim, untuk saudara-saudara kita
yang tertindas di Palestina, di Iraq, di
Sudan, di Somalia, di seluruh penjuru
dunia. Pernah kah kita berdoa untuk mereka?. Agar Allah Swt. meringankan
beban yang mereka tanggung. Mereka
mengerang kesakitan, sementara kita
tertawa girang menikmati suguhan dunia
yang menipu. Kita hapal, "Muslim yang
satu dengan yanglainnya adalah bersaudara". Tapi hapalan hanya ada
dimulut, tapi tak kita amalkan. Kita terlalu
egois. Kita terlalu mementingkan
kehidupan kita sendiri. Manusia bukanlah sekedar jasad belaka.
Manusia dijadikan sempurna, yang
dilengkapi dengan perangkat lain; Ruh
dan Akal. Kita telah disibukkan oleh jasad
kita. Padalah jasad ini tidak akan dibawa
ke akhirat. Kita lupa merawat akal kita. Padahal akallah yang membedakan
manusia dan hewan. Kita lupa, bahwa ruh
kita yang akan mempertanggung
jawabkan seluruh perbuatan jasad ini di
akhirat kelak. Wajah yang cantik akan
menjadi tanah. Tubuh yang indah akan dimakan cacing. Harta yang banyak tak
akan dibawa mati. Anak istri hanya bisa
mengantar kita ke depan liang kubur. Tak
ada yang kan ikut bersama kita di dalam
kubur kecuali amal. Tapi kita selalu lalai.
Kita terlalu mencintai dunia, dan lupa pada kehidupan akhirat. Firman Allah Swt ريخةرخآللو كل نم ىلوألا "Dan sesungguhnya kehidupan akhirat itu
lebih baik bagimu dari pada
permulaan" (surat Adh-Dhuha; ayat 4) Imam al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitab
tafsirnya "Tafsirul Qur'anul 'Azhim"
menyebutkan penjelasan ayat ini.
"kehidupan akhirat lebih baik dari pada
kehidupan sekarang ini, dunia ini".
Sekaligus Ibnu Katsir menyebutkan bahwa tauladan kita, Qudwah kita, nabi
Muhammad Saw. adalah manusia yang
paling zuhud di dunia. Semoga yang bershalwat pada nabi ketika
saya sebut namanya mendapat syafaat di
akhirat nanti……… Amiiiiiiiiin!!! Kemudian dalam lanjutan ayat ini Allah
Swt. berfirman: فوسلو كيطعي كبر ىضرتف "Dan kelak tuhanmu pasti akan
memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu
(hati)mu akan puas". (surat Adh-Dhuha;
ayat 5) Jika akhirat lebih baik dari pada dunia,
kenapa kita harus berlomba mengejarnya.
"Jika ada yang lebih baik, buat apa
yanglain" Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan,
dunia ini tak lebih daripada bangkai.
Bangkai yang selalu menebarkan bau
busuk. Bangkai yang selalu mengganggu
pernapasan orang lain. Hanya anjing yang
akan berebut untuk memakan bangkai. Jika kita berebut dalam urusan dunia,
maka seola-olah kita sedang berebut
bangkai. Jika kita ikut berebut bangkai,
maka kita adalah ………… (titik-titik). Anda cari sendiri sambungannya Yang kedua. CINTA KEHIDUPAN DUNIA
LUPA KEMATIAN Sudah saya sebutkan tadi, hidup di dunia
hanya sementara. Usia tidak akan
panjang. dari detik menjadi menit. Dari
menit menjadi jam. Dari jam terus
merangkak menjadi hari. hari pun
berganti manjadi minggu. Terus berputar, minggu mnjadi bulan, dan bulan menjadi
tahun. Jangan sangka kehidupan yang
sedetik itu tidak berharga. Dari detik demi
detik lah usia kita semakin berkurang. Jika
Allah mentakdirkan usia kita 60 tahun,
hitunglah berapa lagi usia yang masih tersisa. Jika saat ini usia anda 19 tahun
menjelang 20, dan ternyata Allah
memberikan usia bagi anda 19 tahun 11
bulan 29 hari 23 jam 59 menit, 59 detik ,
hanya tinggal satu detik lagi usia anda
akan berakhir. Selanjutnya terserah Allah….. Berapa banyak orang yang sakit
bertahun-tahun tapi masih hidup hingga
kini Berapa banyak orang yang sehat tetapi
meninggal di waktu pagi Tak ada yang bisa menjamin usia kita
sampai hingga besok. Bisa jadi nanti
malam anda akan mati. Bisa jadi anda
tidak akan bisa melihat mata hari terbit
besok pagi. Bisa jadi hari ini adalah hari
terakhir bagi saya untuk berjumpa dengan anda. Bisa jadi hari ini adalah hari yang
paling akhir bagi anda untuk bertemu
saya. Saya bukan mankut-nakuti, tapi bisa
saja hal itu terjadi, tentunya atas
kehendak Allah Swt. Anak-anak bisa mati Remaja bisa mati Dewasa bisa mati Orang tua apa lagi Ajal tidak akan pernah membedakan yang
tua dan muda. Yang cantik dan yang jelek Jangan pernah berkata; "nanti jika sudah
tua aku akan mulai beribadah". Karena
tak ada jaminan usia kita akan sampai tua.
Allah berfirman dalah surat al-A'raaf ayat
34: لكلو ةمأ لجأ اذاف ءآج مهلجأ ال نورخأتسي ةعاس الو نومدقتسي "dan setiap umat ada ajalnya, maka
apabila telah datang ajal mereka, tidak
dapat dimundurkan walau sesaat, dan
tidak dapat pula dimajukan". Ibnu Abbas menjelaskan ayat ini di dalam
tafsir Imam Fakhrurrazy, bahwa maksud
ajal disini adalah waktu yang ditentukan
oleh Allah untuk memberikan azab bagi
kaum yang mendustakan Rasulullah Saw.
Kemuadian, sebagian Ulama tafsir ada yang berpendapat bahwa ajal disini
adalah umur. Kemudian, kita dapat melihat kalimat
ةعاس " " yang berarti saat, atau waktu. Karena sesaat adalah hitungan waktu
yang paling kecil, karena itu lah Allah
menyebutkan satuan waktu yang paling
kecil. Jika dipamahi, maka seolah-olah
Allah mengatakan, "Sedikit, atau sedetik
atau semili detik pun tidak dapat dimundurkan dan dimajukan". Jika mati adalah satu ketentuan yang
harus kita hadapi, kenap kita tidak
memepersipkannya. Jika mati adalah akhir
dari kehidupan dunia, kenapa kita tidak
bersiap-siap untuk mengakhiri hidup di
dunia ini dengan amal. Abdul Aziz Rantisy, pemimpin perlawanan
rakyat Palestina (HAMAS) yang menjadi
pengganti Seikh Yasin setelah wafat
diterjang rudal Israel hingga berkeping
pernah berpidato dalam satu kesempatan.
Dalam pidatonya ia mengatakan; "Semua kita akan mati. Baik mati karena penyakit
kangker, atau mati karena ditembak rudal
dari helikopter apachee. Akan tetapi saya
lebih memilih mati ditembak rudal dari
apachee", katanya dalam pidatonya.
Benar saja, berapa hari setelah pidatonya itu sebuah rudal dari apachee Yahudi
menghantam tubuhnya hingga hancur
berkeping-keping. Beliau wafat (syahid)
menyusul pimpinan sebelumnya sebagai
manusia mulia yang dijanjikan sorga bagi
mereka. Saudaraku…! Jika Rantisy telah bercita-cita dengan
memilih cara wafatnya dan ia
mendapatkannya, lalu bagaimana kita?.
Apakah kita telah bercita-cita mati syahid
seperti mereka?. Apakah kita menyangka
ajal tidak akan datang menjemput kita?. Atau kita berencana akan berubah besok,
lusa, nanti, atau setelah kita tua, padahal
kita tidak tahu kapan ajal akan datang.
Pilihlah cara mati yang paling baik
menurut anda, dan yang anda sukai.
Setidaknya kita tidak mati sia-sia seperti mati kodok. Saudaraku…! Kebanyakan manusia telah mati dalam
keadaan yang sering ia lakukan. Rantisy
sebagai pejuang wafat dalam perjuangan.
Pemabuk telah mati di pakter tuak.
Tentara telah mati di medan juang.
Nelayan telah mati di laut. Petani telah mati di sawah. Pebisnis telah mati di
kantor. Ahli ibadah telah mati di atas
sejadah. Semuanya mati sesuai dengan
apa yang sering mereka kerjakan.
Semakin sering kita berbuat baik, maka
akan banyak kesempatan kita untuk mati dalam keadaan baik, dan sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar