____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Rabu, 08 Desember 2010

Sifat sifat istri sholehah

Assalamu'alaikum warahmatullah
wabarakatuh. Sifat istri shalihah bisa kita rinci berikut ini
berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan
setelahnya: 1. Penuh kasih sayang, selalu kembali
kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang
menjadi penghuni surga yaitu istri yang
penuh kasih sayang, banyak anak, selalu
kembali kepada suaminya. Di mana jika
suaminya marah, dia mendatangi
suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata:
“Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah,
Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no.
287)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada
suami) seperti menyiapkan makan
minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
3. Tidak memberikan Kemaluan nya
kecuali kepada suaminya. Al Quran :
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus dali dera,
dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman. (an-Nuur:
2-3).
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk,” (al-Israa’: 32) “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan)
yang benar, dan tidak berzina, barang
siapa yang melakukan yang demikian itu,
niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab
untuknya pada hari kiamat dan dia akan
kekal dalam azab itu, dalam keadaan
terhina,” (al-Furqaan: 68-69). “Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman
untuk mengadakan janji setia, bahwa
mereka tiada akan menyekutukan Allah,
tidak akan mencuri, tidak akan berzina,
tidak akan membunuh anak-anaknya,
tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki
mereka dan tidak akan mendurhakaimu
dalam urusan yang baik, maka terimalah
janji setia mereka dan mohonkanlah
ampunan kepada Allah untuk mereka.
Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang, ” (al-Mumtahanah: 12).
HADIS :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia
berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak
berbicara pada hari kiamat, tidak
mensucikan mereka, tidak melihat kepada
mereka, dan bagi mereka adzab yang
pedih: Orang yang berzina, penguasa yang
pendusta, dan orang miskin yang sombong,” (HR Muslim [107]). Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a,
bahwasanya Rauslullah saw. bersabda,
“Tidaklah berzina seorang pezina saat berzina sedang ia dalam keadaan
mukmin,” Masih diriwayatkan darinya dari Nabi
saw. beliau bersabda, “Jika seorang hamba berzina maka keluarlah darinya
keimanan dan jadilah ia seperti awan
mendung. Jika ia meninggalkan zina maka
kembalilah keimanan itu
kepadanya, ” (Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin al-Aswad
r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda
kepada para sahabatnya, “Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya maka ia haram sampai
hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh
orang wanita itu lebih ringan daripada ia
berzina dengan isteri
tetangganya, ” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [103]).
4. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-
lebih yang berkenaan dengan hubungan
intim antara dia dan suaminya. Asma ’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang
duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang
diperbuatnya dengan istrinya (saat
berhubungan intim), dan barangkali ada
seorang istri yang mengabarkan apa yang
diperbuatnya bersama suaminya ?” Maka mereka semua diam tidak ada yang
menjawab. Aku (Asma) pun menjawab:
“Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-
benar melakukannya, demikian pula
mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu
seperti syaithan jantan yang bertemu
dengan syaitan betina di jalan, kemudian
digaulinya sementara manusia
menontonnya. ” (HR. Ahmad 6/456, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah dalam
Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada
syawahid (pendukung) yang menjadikan
hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
5. Selalu berpenampilan yang bagus dan
menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan
menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik
perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri
shalihah yang bila dipandang akan
menyenangkannya, bila diperintah akan
mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini
akan menjaga dirinya ”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah
berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim. ”) 6. Ketika suaminya sedang berada di
rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak
menyibukkan dirinya dengan melakukan
ibadah sunnah yang dapat menghalangi
suaminya untuk istimta ’ (bernikmat- nikmat) dengannya seperti puasa,
terkecuali bila suaminya mengizinkan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya
ada (tidak sedang bepergian) kecuali
dengan izinnya ”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
7. Pandai mensyukuri pemberian dan
kebaikan suami, tidak melupakan
kebaikannya, karena Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati
kebanyakan penghuninya adalah kaum
wanita yang kufur. ” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak
mensyukuri) kebaikannya. Seandainya
salah seorang dari kalian berbuat baik
kepada seorang di antara mereka (istri)
setahun penuh, kemudian dia melihat
darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama
sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
8. Bersegera memenuhi ajakan suami
untuk memenuhi hasratnya, tidak
menolaknya tanpa alasan yang syar ’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya,
karena ia tahu dan takut terhadap berita
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan- Nya, tidaklah seorang suami memanggil
istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri
menolak (enggan) melainkan yang di
langit murka terhadapnya hingga sang
suami ridha padanya. ” (HR. Muslim no.1436)
9. Melegakan hati suami bila dilihat.
Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa
kepada Allah SWT, maka tidak ada
sesuatu yang paling berguna bagi dirinya,
selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila
diperintah, melegakan bila
dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan
suaminya, ketika suaminya pergi. ” (HR Ibnu Majah).
10. Amanah. Rasulullah bersabda, ”Ada tiga macam keberuntungan (bagi
seorang lelaki), yaitu: pertama,
mempunyai istri yang shalehah, kalau
kamu
lihat melegakan dan kalau kamu tinggal
pergi ia amanah serta menjaga kehormatan
dirinya dan hartamu …” (HR Hakim). 11, istri shalehah mampu memberikan
suasana teduh dan ketenangan berpikir
dan berperasaan bagi suaminya. Allah
SWT berfirman, ”Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan
pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu
sendiri, agar kamu dapat memperoleh
ketenangan bersamanya. Sungguh di
dalam
hati yang demikian itu merupakan tanda- tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang
berpikir.”(QS Ar Rum [30]: 21). Demikianlah Istri shaleha itu menurut
Kitab Suci Al Quran dan Hadis2 sahih…. semoga bermanfa'at.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar