____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Sabtu, 27 November 2010

Obat Hati Yang Gersang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Abu Hurairah ra. bercerita,
seseorang melapor kepada
Rasulullah saw, tentang
kegersangan qalbu yang di
alaminya. Nabi menegaskan,
bila engkau mau
menghidupkan qalbumu, beri
makanlah orang orang miskin
dan cintai anak yatim (H.R.
Ahmad).
Saya mengutip hadist ini, ingat
akan kegelisahan hidup
seorang teman. Perasaan
serba kurang, padahal ia telah
berada dalam standart hidup
cukup mampu. Memiliki
rumah ukuran besar dan satu
mobil. Lantas mengapa ia
masih juga gelisah?
Saya menyarankan dia untuk
menunaikan zakat, infak,
sedekah, dan kepedulian
lainnya yang di landasi tujuan
membahagiakan fakir, miskin,
dan yatim sebagai ekspresi
dari jiwa syukur atas anugerah
nikmat Allah. Syukur di sini
adalah aktivitas yang lahir
dari keyakinan, bahwa harta
yang di milikinya, titipan Allah
yang harus dipergunakan
secara proporsional sesuai
dengan yang di kehendaki-
Nya.
Konon Nabi Ibrahim As. tidak
bersedia makan kecuali jika
ada beberapa tamu yang ikut
serta makan bersama di
mejanya. Suatu saat ketika
terjadi tidak ada seorang
tamu pun yang datang
kerumahnya, padahal ia sudah
merasa lapar. Ibrahim pun
pergi keluar untuk mencari
seseorang yang bersedia
diajak makan bersamanya.
Akhirnya di tepi hutan, ia
bertemu dengan seorang yang
telah berusia lanjut.
Ibrahim pun mengundangnya
untuk makan. Di tengah
perjalanan, Ibrahim as
bertanya kepada lelaki tua itu
mengenai agama yang di
anutnya. Si lelaki tua itu
menjawab, bahwa ia seorang
yang tidak beragama
(Atheist). Mendengar hal ini,
Ibrahim menjadi marah dan
membatalkan undangan
makannya kepada si lelaki tua
itu.
Namun tak lama setelah itu,
Ibrahim as mendengar suara
dari atas “ Wahai Ibrahim,
kami bersabar atasnya selama
tujuh puluh tahun meskipun ia
tidak beriman (kepada kami),
namun engkau tidak dapat
bersabar atasnya, meskipun
hanya tujuh menit saja ?”
Mendengar itu, Ibrahim as pun
sadar, lalu ia segera menyusul
lelaki tua itu untuk kembali
kerumahnya untuk makan
malam bersamanya.
Rasulullah saw bersabda,
“ Seseorang yang melewati
malamnya dengan perut
kenyang sedangkan
tetangganya menderita lapar,
berarti ia tidak pernah
beriman kepadaku. Pada hari
kiamat kelak, Allah tidak
akan memandang penduduk
suatu negri yang salah satu
warganya kelaparan. ”
Ketika seorang miskin mati
kelaparan, itu terjadi bukan
karena tuhan tidak
memperhatikannya. Tetapi
karena kita enggan
memberikan kepada orang itu
sesuatu yang dibutuhkannya.
Lantaran ada bisik rasa selalu
kekurangan dalam hati kita.
Sehingga kita lebih takut rugi
jika memberi. Padahal seperti
wasiat Rasulullah SAW,
memberi dan mencintai fakir
miskin, obat mujarab untuk
menjernihkan dan
menenangkan hati dan jiwa
manusia.
Itu sepenggal cerita teladan
yang penting untuk kita simak
dan perlu kita apresiasikan
dalam keseharian. Supaya kita
terbebas dari berbagai penykit
yang muncul beragam dalam
dekade ini. Dimana banyak
penyakit yang timbul dalam
kekinian, banyak disebabkan
karena persoalan mintal yang
tidak dilandasi rasa syukur,
tetapi sebaliknya gengsi dan
keserakahan berkecamuk
dibenaknya. Na ’udubillah
tsumma Na’udubillah. Semoga
kita dapat membebaskan diri
dari penyakit hati dan ketidak
pedulian. Dan semoga kita
senantiasa diberikan
kesehatan serta kebahagian
oleh Allah. Cerita ini juga
modah-modahan memberikan
ilham mamfaat bagi kita
semua, amien ya Mujibas
Saailien.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar