____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Sabtu, 27 November 2010

Mutiara Sabda Nabi

Dakwah, mulai dari mana?
Imam Bukhari rahimahullah
meriwayatkan di dalam
Shohihnya
حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ
الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ عَنْ
زَكَرِيَّاءَ بْنِ إِسْحَاقَ عَنْ
يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ
مُعَاذًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى
الْيَمَنِ فَقَالَ ادْعُهُمْ إِلَى
شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ
أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ
اللَّهَ قَدْ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ
خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ
يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ
أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ
اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ
صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ
مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى
فُقَرَائِهِمْ
Abu ‘Ashim ad-Dhahhak bin
Mukhallad menuturkan kepada
kami dari Zakariya bin Ishaq
dari yahya bin Abdullah bin
Shaifi dari Abu Ma ’bad dari Ibnu
Abbas radhiyallahu’anhuma
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam suatu saat mengutus
Mu ’adz radhiyallahu’anhu
menuju Yaman, maka beliau
berpesan, “Ajaklah mereka
kepada syahadat laa ilaaha
illallaah dan bersaksi bahwa
aku adalah utusan Allah.
Kemudian apabila mereka telah
menaatinya maka
beritahukanlah kepada mereka
bahwa Allah mewajibkan
kepada mereka mengerjakan
shalat lima waktu pada setiap
sehari semalam. Kemudian
apabila mereka telah
menaatinya maka
beritahukanlah kepada mereka
bahwa Allah juga mewajibkan
kepada mereka sedekah/zakat
dalam harta mereka yang
diambil dari orang-orang kaya
mereka dan diberikan kepada
orang-orang miskin di antara
mereka. ” (HR. Bukhari)
Dunia ini tidak ada apa-apanya
Imam Muslim rahimahullah
meriwayatkan di dalam
Shahihnya :
حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ
أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ
عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤْتَى
بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ
أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ
صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ
آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ
مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ
لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ وَيُؤْتَى
بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي
الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي
الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ
آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ
هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ
فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ
مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا
رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
Amr an-Naqid menuturkan
kepada kami. Dia berkata;
Yazid bin Harun menuturkan
kepada kami. Dia berkata;
Hammad bin Salamah
memberitakan kepada kami
dari Tsabit al-Bunani dari Anas
bin Malik, dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Pada hari
kiamat nanti akan didatangkan
penduduk neraka yang ketika di
dunia adalah orang yang paling
merasakan kesenangan di sana.
Kemudian dia dicelupkan di
dalam neraka sekali celupan,
lantas ditanyakan kepadanya,
‘ Wahai anak Adam, apakah
kamu pernah melihat kebaikan
sebelum ini? Apakah kamu
pernah merasakan kenikmatan
sebelum ini ?’. Maka dia
menjawab, ‘Demi Allah, belum
pernah wahai Rabbku!’. Dan
didatangkan pula seorang
penduduk surga yang ketika di
dunia merupakan orang yang
paling merasakan kesusahan di
sana kemudian dia dicelupkan
ke dalam surga satu kali
celupan. Lalu ditanyakan
kepadanya, ‘Wahai anak Adam,
apakah kamu pernah melihat
kesusahan sebelum ini? Apakah
kamu pernah merasakan
kesusahan sebelum ini ?’. Maka
dia menjawab, ‘Demi Allah,
belum pernah wahai Rabbku,
aku belum pernah merasakan
kesusahan barang sedikit pun.
Dan aku juga tidak pernah
melihat kesulitan sama
sekali. ’.” (HR. Muslim)
Sampai kapan kau akan jera?
Imam Bukhari rahimahullah
meriwayatkan di dalam
Shahihnya
حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ ابْنِ
جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءٍ قَالَ سَمِعْتُ
ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا يَقُولُ سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْ كَانَ
لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ
لَابْتَغَى ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ
جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ
وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Abu ‘Ashim menuturkan kepada
kami dari Ibnu Juraij dari Atha’,
dia berkata; Aku mendengar
Ibnu ‘Abbas
radhiyallahu’anhuma. Dia
berkata; Aku mendengar Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Seandainya anak
keturunan Adam memiliki dua
lembah harta niscaya dia masih
akan mencari yang ketiga. Dan
tidak akan pernah menyumbat
rongga anak Adam selain
tanah, dan Allah menerima
taubat bagi siapa pun yang mau
bertaubat. ” (HR. Bukhari)
Memesan rumah di surga Imam
Abu Dawud rahimahullah
meriwayatkan di dalam
Sunannya :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ
الدِّمَشْقِيُّ أَبُو الْجَمَاهِرِ
قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو كَعْبٍ
أَيُّوبُ بْنُ مُحَمَّدٍ السَّعْدِيُّ
قَالَ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ
حَبِيبٍ الْمُحَارِبِيُّ عَنْ أَبِي
أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي
رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ
الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا
وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ
لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ
كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي
أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ
خُلُقَهُ
Muhammad bin Utsman ad-
Dimasyqi Abu al-Jamahir
menuturkan kepada kami. Dia
berkata; Abu Ka ’b Ayyub bin
Muhammad as-Sa’di
menuturkan kepada kami. Dia
berkata; Sulaiman bin Habib al-
Muharibi menuturkan kepadaku
dari Abu Umamah, dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Aku akan
menjamin sebuah rumah di
dasar surga bagi orang yang
meninggalkan debat meskipun
dia berada dalam pihak yang
benar. Dan aku menjamin
sebuah rumah di tengah surga
bagi orang yang meninggalkan
dusta meskipun dalam keadaan
bercanda. Dan aku akan
menjamin sebuah rumah di
bagian teratas surga bagi orang
yang membaguskan
akhlaknya.” (HR. Abu Dawud.
Dihasankan oleh al-Albani
dalam as-Shahihah)
Kalau perlu harus merangkak!
Imam Bukhari rahimahullah
meriwayatkan di dalam
Shahihnya :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ
عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ
عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا
فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ
الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا
أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ
لَاسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا
فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا
إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي
الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ
لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Abdullah bin Yusuf menuturkan
kepada kami. Dia berkata;
Malik mengabarkan kepada
kami dari Sumay bekas budak
Abu Bakar dari Abu Shalih dari
Abu Hurairah -
radhiyallahu ’anhu- bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Seandainya
orang-orang itu mengetahui
keutamaan yang terdapat pada
mengumandangkan adzan dan
berada di shaf yang pertama
lalu ternyata apabila mereka
tidak bisa mendapatkan hal itu
kecuali dengan mengundi
dengan anak panah niscaya
mereka pun akan mau
mengundi untuk
memperolehnya. Dan kalau
seandainya mereka mengetahui
keutamaan bergegas menuju
shalat niscaya mereka pun akan
berlomba mendatanginya. Dan
seandainya mereka (kaum
lelaki) mengetahui keutamaan
yang terdapat pada shalat
‘Isyak dan Subuh (berjama’ah di
masjid, pen) niscaya mereka
akan mau mendatanginya
meskipun harus dengan cara
merangkak. ” (HR. Bukhari).
Ucapan yang paling dicintai
Allah Imam Muslim
meriwayatkan di dalam
Shahihnya;
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
أَبِي بُكَيْرٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ
الْجُرَيْرِيِّ عَنْ أَبِي عَبْدِ
اللَّهِ الْجِسْرِيِّ مِنْ عَنَزَةَ
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الصَّامِتِ
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُخْبِرُكَ
بِأَحَبِّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَخْبِرْنِي بِأَحَبِّ الْكَلَامِ
إِلَى اللَّهِ فَقَالَ إِنَّ أَحَبَّ
الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ سُبْحَانَ
اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
Abu Bakr bin Abi Syaibah
menuturkan kepada kami;
Yahya bin Bukair menuturkan
kepada kami dari Syu ’bah dari
al-Jurairi dari Abu Abdillah al-
Jisri dari ‘Anazah dari Abdullah
bin Shamit dari Abu Dzar
radhiyallahu ’anhu, dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Maukah aku
beritahukan kepadamu ucapan
yang paling dicintai oleh
Allah ?”. Maka aku katakan,
“Wahai Rasulullah,
beritahukanlah kepadaku
ucapan yang paling dicintai
Allah itu. ” Beliau pun
menjawab, “Sesungguhnya
ucapan yang paling dicintai
Allah adalah ‘Subhanallahi wa
bihamdih’ (Maha suci Allah dan
dengan memuji kepada-
Nya). ” (HR. Muslim)
Malu bagian dari iman Imam
Bukhari rahimahullah
meriwayatkan di dalam
Shahihnya :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكُ
بْنُ أَنَسٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ
عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ
وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْهُ
فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنْ الْإِيمَانِ
Abdullah bin Yusuf menuturkan
kepada kami. Dia berkata;
Malik bin Anas mengabarkan
kepada kami dari Ibnu Syihab
dari Salim bin Abdullah dari
ayahnya bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah melewati salah seorang
lelaki dari kaum Anshar sedang
menasehati saudaranya karena
rasa malu yang ada pada orang
itu, maka Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam bersabda,
“Biarkanlah dia, sesungguhnya
rasa malu itu adalah bagian
dari iman. ” (HR. Bukhari)
Jalan menuju surga Imam
Muslim rahimahullah
meriwayatkan di dalam
Shahihnya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ
عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ
الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ
كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ
فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ
سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ
فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا
كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ
فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ
بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ
بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ
كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ
بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ
عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ
وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ
وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ
وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ
يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Dari Abu Hurairah -
radhiyallahu ’anhu-, dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa
yang menghilangkan kesulitan
hidup yang dialami oleh seorang
mukmin di dunia niscaya Allah
akan lepaskan darinya beban
kesulitan hidup pada hari
kiamat. Barangsiapa yang
memberikan keringanan bagi
orang yang kesulitan melunasi
hutang maka Allah akan
ringankan bebannya di dunia
dan di akhirat. Barangsiapa
yang menutupi keburukan
seorang muslim maka Allah
akan menutupi keburukannya di
dunia dan di akhirat. Allah
senantiasa menolong seorang
hamba selama dia mau
menolong saudaranya.
Barangsiapa yang menempuh
suatu jalan dalam rangka
mencari ilmu maka Allah akan
mudahkan baginya jalan menuju
surga. Tidaklah suatu kaum
berkumpul di dalam salah satu
rumah Allah dengan membaca
Kitabullah di dalamnya dan
saling mempelajarinya di antara
mereka melainkan akan turun
kepada mereka ketenangan dan
kasih sayang akan meliputi
mereka serta para malaikat
akan meliputi mereka, Allah
juga akan menyebut-nyebut
mereka di hadapan para
malaikat yang ada di sisi-Nya.
Barangsiapa yang lambat
amalnya maka tingginya garis
keturunannya tidak bisa
mempercepat pahala
amalnya. ” (HR. Muslim)
Mukmin, mujahid, dan muhajir
Imam Ahmad bin Hanbal -imam
Ahlus Sunnah- rahimahullah
meriwayatkan di dalam Musnad
Fadhalah bin Ubaid al-Anshari
radhiyallahu ’anhu :
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ
قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ
قَالَ أَنْبَأَنَا لَيْثٌ قَالَ
أَخْبَرَنِي أَبُو هَانِئٍ
الْخَوْلَانِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ
مَالِكٍ الْجَنْبِيِّ قَالَ
حَدَّثَنِي فَضَالَةُ بْنُ
عُبَيْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ مَنْ
أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ
وَأَنْفُسِهِمْ وَالْمُسْلِمُ مَنْ
سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ
وَيَدِهِ وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ
نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ
وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا
وَالذَّنُوبَAli bin Ishaq
menuturkan kepada kami. Dia
berkata; Abdullah menuturkan
kepada kami. Dia berkata; Laits
mengabarkan kepada kami. Dia
berkata; Abu Hani ’ al-Khalulani
memberitakan kepada saya dari
Amr bin Malik al-Janbi, dia
berkata; Fadhalah bin Ubaid
menuturkan kepada saya. Dia
berkata; Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam bersabda
ketika haji perpisahan, “Aku
akan kabarkan kepada kalian
bahwa sosok mukmin yang
sejati itu adalah seorang muslim
yang orang lain bisa merasa
aman dari gangguannya dalam
hal harta dan diri mereka.
Sedangkan seorang muslim
yang sejati adalah orang yang
orang lain bisa selamat dari
gangguan lisan dan tangannya.
Adapun seorang mujahid adalah
orang yang bersungguh-sungguh
dalam menundukkan hawa
nafsunya dalam melaksanakan
ketaatan kepada Allah. Dan
seorang muhajir/orang yang
berhijrah adalah orang yang
meninggalkan kesalahan dan
dosa-dosa.” (HR. Ahmad
disahihkan sanadnya oleh
Syaikh al-Albani dalam as-
Shahihah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar