____Hamba ALLAH____

____Hamba ALLAH____

Jumat, 19 November 2010

Makna Syahadat

A. Laailahaillallah
Kalimat Laailahaillallah
mempunyai kedudukan yg
agung. Ia memiliki aturan,
syarat-syarat, makna khusus &
konsekuensi. Barang siapa yg
mengucapkan dgn jujur maka
Allah akan memasukannya
dalam surga & barang siapa yg
mengucapkannya dgn dusta
maka darah & hartanya masih
terjaga di dunia akan tetapi
kelak di akhirat hisabnya
diserahkan kepada Allah
Ta ’ala.
“Maka sesungguhnya Allah
mengharamkan atasnya neraka
bagi orang yg mengucapkan
Laailahaillallah karena
merapkan wajah Allah ” (HR
Bukhari & Muslim)
Kalimat ini pendek lafadznya,
sedikit hurufnya & ringan
diucapkan, namun memiliki
bobot yg sangat berat di dalam
timbangan keadilan. Ibnu
Hibban & Al Hakim telah
meriwayatkan dari Abu Sa’id Al
Khudri bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
“Musa pernah berkata wahai
Tuhanku, ajarilah aku sesuatu
yg dapat aku pakai untuk ingat
kepada-Mu & do ’a kepada-Mu,
Allah berfirman: Wahai Musa
ucapkanlah ‘Laailahaillallah’,
Musa berkata: Semua hamba-
Mu mengucapkan hal ini. Allah
berfirman: Wahai Musa
seandainya tujuh langit &
penghuninya selain Aku & tujuh
bumi ini di salah satu
timbangan & Laailahaillallah
diletakkan di daun timbangan
lainnya, niscaya Laailahaillallah
akan lebih berat dari itu
semua ” (HR Hakim & Ibnu
Hibban dalam Maurid Adh
Dhom ’an)
Hadist ini menunjukkan
Laailahaillallah merupakan
dzikir yg paling utama.
Sebagaimana yg ditegaskan
oleh hadist dari Abdullah Ibnu
Umar, Rasulullah bersabda:
“Sebaik-baik do’a adlah do’a di
hari ‘arafah & sebaik-baik do’a
yg aku ucapkan demikian pula
para nabi sebelumku adalah
do ’a Laailahaillallah wahdahu
laa syarikalah, lahulmulku
walahul hamdu wahuwa ‘ala
kuli syai-in qadiir (Tidak ada yg
berhak disembah kecuali Allah
Yg Esa tidak ada sekutu
baginya, milik-Nya segala
kekuasaan & pujian & Dia Maha
Kuasa atas segala
sesuatu)” (HR Ahmad &
Tirmidzi dalam Ad Da’awat No.
3579)
Diantara dalil yg juga
menunjukkan Laailahaillallah
memiliki bobot yg sangat berat
di dalam timbangan keadilan
adalah hadist yg diriwayatkan
oleh Tirmidzi, ia
menghasankannya An Nasa’I &
Al Haakim, ia berkata hadist ini
shahih atas syarat Imam
Muslim dari Abdullah bin ‘Amr,
Rasulullah SAW bersabda:
“Akan dipanggil seorang dari
umatku di atas para pemuka
makhluk pada hari kiamat
kemudian dibentangkan
baginya 99 sijjil (catatn amal)
masing-masing sijjil sepanjang
pan&gan mata. Lalu dikatakan
kepadanya: ‘Apa kamu
mengingkari hal ini?’ Ia
menjawab: ‘Tidak wahai
tuhanku’. Ia ditanya apa kamu
punya alasan lain atau
kebajikan ?’ Dgn rasa takut ia
menjawab: ‘Tidak punya.’ Lalu
ia diberi tahu: ‘Sesungguhnya
kamu memiliki beberapa
kebajikan di sisi Kami & kamu
tidak akan didzalimi sedikitpun
kemudian dikeluarkan baginya
sebuah bithaqah (kartu ucapan
amal) yg di dalamnya tertulis -
Asyhadu anlaailaha illallah wa
asyhadu anna
muhammadarrasulullah- ‘ Maka
ia berkata: ‘Wahai tuhanku apa
maksud dari bithaqah & sijjil
ini ?’ Dikatakan kepadanya:
‘Engkau tidak akan didzalimi
sedikitpun’. Lalu sijjil-sijjil itu
diletakkan di salah satu daun
timbangan & bithaqah di daun
timbangan lainnya, tiba-tiba
sijjil itu menjadi ringan se&gkan
bithaqah malah tambah
berat. ” (HR Tirmidzi No. 2641
dalam Al Imaan, Al hakim
(1/5-6) & selain keduanya)
Kalimat Laailahaillallah
memiliki 2 (dua) rukun, yaitu:
1. Annafyu artinya meniadakan
seluruh sesembahan selain
Allah Ta ’ala
2. Al Itsbaat artinya
menetapkan bahwa yg berhak
disembah hanyalah Allah Ta ’ala
saja.
Kalimat Laailahaillallah tidak
bermanfaat bagi orang-orang
yg mengucapkannya kecuali
dgn memenuhi 7 (tujuh)
persyaratan, yaitu:
1. Al Ilmu artinya mengetahui
maknanya.
2. Al Yakin artinya meyakini
sepenuhnya kebenaran kalimat
itu tanpa ragu & bimbang
sedikitpun.
3. Al Ikhlas artinya ikhlas tanpa
disertai kesyirikan sedikitpun.
4. Ash Shidqu artinya jujur
tanpa disertai sifat
kemunafikan.
5. Al Mahabbah artinya
mencintai kalimat ini & segala
konsekuensinya serta merasa
gembira dgn hal itu.
6. Al Inqiyaad artinya tunduk &
patuh melaksanakan hak-hak
kalimat ini dgn cara
melaksanakan kewajiban atas
dasar ikhlas & mencari ridha
Allah, ini termasuk
konsekuensinya.
7. Al Qabuul artinya apa a&ya
tanpa menolak, hal ini
dibuktikan dgn melaksanakan
perintah & meninggalkan
larangan Allah.
Al Imam Ibnu Rajab berkata:
“ Dari sini jelaskah bahwa
ucapan-ucapan hamba
Laailahaillallah merupakan
pengakuan ia tidak memiliki
sesembahan selain Allah.
Se&gkan makna Al Ilaahu
adalah zat yg dita ’ati & tidak
dimaksiati disertai rasa takut,
memuliakan, mencintai,
mengharap, tawakkal,
meminta & berdo ’a kepada-
Nya. Ini semuanya tidak pantas
diberikan kecuali hanya untuk
Allah. Walhasil, bahwa orang
yg mengucapkan kalimat
tauhid Laailahaillallah harus
mengetahui maknanya &
mengamalkan konsukuensinya
secara lahir & bathin ”.
Dari keterangan di atas
jelaslah bagi kita bahwa makna
‘ Laailahaillallah’ adalah ‘Tidak
ada yg berhak disembah
kecuali Allah ’. Adapun
menafsirkan kalimat
Laailahaillallah dgn makna
‘ Tidak ada pencipta kecuali
Allah’, ‘Tidak ada yg mengatur
kecuali Allah’, ‘Tidak ada tuhan
kecuali Allah’ adalah kurang &
menyelisihi Al Quran & Sunnah.
Juga diantara konsekuensi
Laailahaillallah adalah
menerapkan nama-nama &
sifat-sifat Allah yg telah
ditetapkan oleh Allah & Rasul-
Nya.
DOWNLOAD GAMBAR
B. Muhammadarrasulullah
Konsekuensi dari syahadat …
Muhammadarrasulullah
adalah:
1. Mentaati perintahnya.
“ Hai orang-orang yg beriman,
taatlah kepada Allah & Rasul-
Nya, & janganlah kamu
berpaling dari-Nya, sedang
kamu mendengar (perintah-
perintahnya )” (QS 8:20)
“Katakanlah: Taatlah kepada
Allah & taatlah kepada Rasul,
& jika kamu berpaling maka
sesungguhnya kewajiban rasul
hanyalah apa yg dibebankan
kepadanya, kewajiban kamu
adalah apa yg dibebankan
kepadamu. & jika kamu taat
kepadanya, niscaya kamu
mendapat petunjuk. & tiada
lain kewajiban rasul hanya
menyampaikan (amanatAllah)
dgn terang. ” (QS 24:54)
“Setiap umatku akan masuk ke
dalam syurga, kecuali yg
enggan. Mereka berkata
siapakah yg enggan ya
Rasululloh? Beliau menjawab:
Siapa yg mentaatiku maka ia
akan masuk syurga & siapa yg
mendurhakaiku, maka dialah
yg enggan. ”
2. Membenarkan apa yg di
kabarkannya.
“ Apa yg diberikan Rasul
kepadamu maka terimalah dia.
& apa yg dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah, &
bertaqwalah kepada Allah
sesungguhnya Allah sangat
keras hukuman-Nya. ” (QS 59:7)
“Aku diperintah untuk
memerangi manusia sampai
mereka bersaksi tak ada yg
berhak di sembah kecuali Allah
& sampai mereka percaya
kepadaku & apa yg aku
bawa ” (HR Muslim)
Allah mengancam dgn neraka
Sa ’iir bagi mereka yg tidak
percaya terhadap apa yg di
kabarkannya, “& barangsiapa
yg tidak beriman kepada Allah
& Rasul-Nya maka
sesungguhnya Kami
menyediakan untuk orang-
orang yg kafir neraka yg
bernyala-nyala. ” (QS 48:13)
Abu Bakar Ash-Shiddiq: “Aku
tidaklah meninggalkan apa yg
diperintahkan oleh Rasul
kecuali akan aku kerjakan &
aku takut jika meninggalkan
satu saja & perintah Rasul
maka kebinasaan akan
menimpaku”.
3. Meninggalkan apa yg di
larangnya tanpa ada sifat ragu.
Ada yg mengatakan: “0. . .
hukum ini tidak ada dalam Al-
quran ” sebagaimana yg di
lakukan oleh Inkaarus Sunnah.
Sesungguhnya As-Sunnah itu
adalah menafsirkan &
menjelaskan Al-Quran
sebagaimana firman Allah
ta ’ala:
“& Kami turunkan kepadamu
al-Quran, agar kamu
menerangkan kepada umat
manusia apa yg telah
diturunkan kepada mereka
supaya mereka
memikirkan ” (QS 16:44)
Dari Miqdam bin Ma’di Yakrib
Rasululloh bersabda:
“ Ketahuilah bahwa aku di
berikan Al Quran & sepertinya
bersamanya (yaitu Assunah )”.
Salah satu contoh pentingnya
As-Sunnah untuk memahami Al
Quran:
“ Katakanlah: Siapakah yg
mengharamkan perhiasan dari
Allah yg telah di keluarkan-Nya
untuk hamba-hamba-Nya &
(siapa pulakah yg
rnengharamkan) rezeki yg
baik. Katakanlah: Semuanya itu
(disediakan) bagi orang-orang
yg beriman dalam kehidupan
dunia, khusus (untuk mereka
saja) di hari kiamat.
Demikianlah Kami menjelaskan
ayat-ayat itu bagi orang-orang
yg mengetahui.” (QS 7:32)
4. Tidak beribadah kepada
Allah melainkan dgn cara yg
telah di syariatkan.
Allah telah menyempumakan
agamanya, wahyu telah
terputus & kenabian telah
ditutup sebagaimana firman
Allah:
“ Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu
agamamu & telah Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku & telah
Kuridhai Islam itu jadi
agamamu “ (QS A1-Maidah:3)
5. Syahadat ini juga memiliki
konsekuensi yaitu tidak
meyakini bahwa nabi
Muhammad memiiki sifat
rububiyyah yg punya pengaruh
di alam semesta & tidak berhak
disembah.
Beliau hanyalah seorang
hamba, seorang Rasul yg tidak
didustakan & seorang hamba
yg tidak mampu mendatangkan
mamfaat atau menolak
mudharat bagi dirinya atau
orang lain kecuali atas izin dan
kehendak Allah.
Katakanlah: “Aku tidak
mengatakan kepadamu, bahwa
perbendaharaan Allah ada
padaku, & tidak (pula) aku
mengetahui yg ghaib & tidak
(pula) aku mengatakan
kepadamu bahwa aku ini
malaikat. Aku tidak mengikuti
kecuali apa yg telah
diwahyukan kepadaku.
Katakanlah: “Apakah sama
orang yg buta dgn orang yg
melihat ”. Maka apakah kamu
tidak memikirkan(nya). (QS
6:50)
Hendaknya kita menempatkan
nabi Muhammad pada
kedudukan & martabat yg telah
Allah berikan kepadanya yaitu
sebagai hamba & utusan.
Semoga salawat dan salam
tetap tercurah kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar